Photobucket - Video and Image Hosting catatan kecil birunya langit: November 2006

Friday, November 24, 2006

Konspirasi tak seimbang................

Konon katanya,proses melahirkan itu sangat sakit.Meski Tuhan telah menciptakan dinding peranakan sedemikian elastis,namun tetap saja ketika janin yang dikandung tersebut keluar pada waktunya,harus dikeluarkan dengan sekuat tenaga diiringi sakit yang tak terhingga.Seorang teman wanita pernah menceritakan bahwa rasa sakit melahirkan anak pertama tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.Pun ketika proses kelahiran itu sudah selesai,rasa sakit itu tetap saja masih ada.Bahkan untuk sekedar melakukan kegiatan rutinitas ke toilet saja mesti dibarengi rasa sakit yang mengganggu.Hal tersebut akan berlangsung sampai beberapa hari ke depan.

Sampai kemudian teman saya tadi mengatakan bahwa anak adalah hasil konspirasi tak seimbang dari pria dan wanita.Dalam artian pria selalu diuntungkan dari proses konspirasi tersebut.Paling tidak ketika proses konspirasi dalam pembuatan anak tersebut berlangsung prialah yang lebih dahulu mendapatkan kenikmatan.Terkadang,beberapa pria berlaku sangat egois.Tak peduli apakah si wanita sudah mendapatkan kenikmatan atau belum,ketika ejakulasi itu datang,si pria memilih mendengkur tanpa mencoba tahu bahwa si wanita masih merasa gondok karena hasrat yang belum terpuaskan.Dan ketika hasil konspirasi tadi menuai hasil,lagi-lagi si wanitalah yang mesti menderita.Selama 9 bulan si wanita harus mengandung janin hasil konspirasi tak seimbang tadi.Perut bertambah besar,otot-otot yang melar ditambah penampilan yang tidak menarik adalah resiko yang harus ditanggung si wanita tadi.Resiko puncaknya adalah ketika proses persalinan tadi.Bila proses persalinan berjalan tidak mulus,salah-salah si wanitalah yang mesti meregang nyawa.

Mungkin karena hal itulah maka kemudian ada sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa,”Segalak-galaknya harimau tidak mungkin memangsa anaknya”.Sekedar penggambaran bahwa kasih sayang ibu adalah tidak terukur.Bahkan dalam lagu kanak-kanak tempo dulu disebutkan bahwa kasih sayang ibu adalah sepanjang masa.Dalam idion jawa kasih sayang itu diungkapkan secara ekstrim.Disebutkan bahwa anak adalah “kencana wingka”.Kencana adalah emas,wingka adalah pecahan genteng.Ungkapan tadi bisa diartikan bahwa sejelek apapun anak itu,bagi orang tuanya anak tersebut tetaplah sebuah emas.Atau dalam bahasa yang lebih gampang disebutkan anak adalah permata hati.

Entah jaman yang sudah berubah atau kondisi tekanan kehidupan yang semakin berat,nampaknya idiom di atas mulai sedikit terlupakan.Baru-baru ini di Depok ditemukan sebuah kasus yang menghebohkan,seorang Ibu,untuk memudahkan penyebutan disebut Sumanti, membakar anaknya dan memakannya.Di penghujung 2006 di Serpong pun ada kejadian serupa.Karena berselisih dengan suaminya seorang ibu nekat membakar anaknya.Untungnya kejadian tersebut cepat diketahui orang,sehingga si anak tersebut masih bisa diselamatkan.

Memang,ketika kasus ini mulai terkuak,diketahui bahwa Ibu Sumanti tadi diketahui menderita gangguan jiwa.Namun kalau ditelusuri lebih jauh ternyata banyak kasus-kasus kekerasan kepada anak yang ironisnya justru dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.Data anteve menyebutkan bahwa 80% kasus kekerasan terhadap anak dilakukan oleh ibu kandung.Jumlah kasusnya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah keseluruhan ibu-ibu yang melahirkan.Namun kecenderungan meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak belakangan ini tentunya melahirkan keprihatinan yang cukup dalam.

Wanita memang ditakdirkan untuk mengandung dan melahirkan.Meski bukan berarti bahwa si wanita bisa memiliki jiwa si anak sehingga bebas berbuat semuanya.Yang jelas sedikit banyak si lelaki juga turut berperan dalam kejadian ini.Seperti kasus Ibu Sumanti yang hamil ditinggal kabur oleh lelaki yang menghamilinya.Di telantarkan lelaki,keterbelakangan ekonomi,menjalin hubungan gelap adalah sedikit latar belakang mengapa kekerasan terhadap anak kandung bisa terjadi.Ketika sederet alasan itu melekat kepada kita,mata pun menjadi gelap dan hilang akal.Ternyata rasa tega itu demikian dekat adanya.

Wednesday, November 22, 2006

Seandainya lebih ramah...................

Malam belum sepenuhnya larut.Di depan pasar Tanah Tinggi,Tangerang masih menyisakan lalu lalang kendaraan para commuter sepulang kerja dari Jakarta.Seperti biasanya di depan Pasar Tanah Tinggi tersebut,kesibukan para pedagang sudah dimulai.Sejumlah kendaraan pengangkut sayuran nampak keluar masuk pasar.Mendadak hiruk pikuk di pasar tersebut terusik.Dooorrrrr………sesosok tubuh roboh dan tewas di tempat.Sebelum orang-orang menyadari apa yang terjadi,seorang pengendara sepeda motor memacu kendaraannya meninggalkan sesosok tubuh rebah bersimbah darah.Sesosok tubuh yang rebah tersebut adalah Brigadir Polisi Devi Susandi,anggota unit kejahatan dan tindak kekerasan Polresta Tangerang.Brigadir Polisi tersebut menjadi korban penembakan orang tak dikenal.

Terlepas dari masalah apa yang melatarbelakangi peristiwa tersebut,yang jelas kita sangat berduka cita atas musibah yang menimpa Brigadir Polisi Devi Susandi.Namun ada satu hal yang mengganjal di benak saya ketika berbicara tentang aparat kemanan negara baik itu dari angkatan kepolisian ataupun dari angkatan bersenjata.Aparat keamanan negara belum bisa tampil sebagai pengayom masyarakat dengan wajah teduhnya.Yang sering kita lihat justru adalah wajah sangar dengan mengedepankan otot yang terkadang lebih mengesankan sosok sebagai jagoan.Sebuah cara pendekatan kepada masyarakat yang mestinya dirubah seiring dengan reformasi yang sedang dijalankan.

Belum lama berselang,di televisi ramai diberitakan,di Surabaya warga beramai-ramai mengepung rumah seorang perwira.Pengepungan rumah bermula dari pemukulan sang perwira terhadap seorang bocah remaja yang bekerja di rumah perwira tersebut.Mungkin sang perwira lupa,bahwa melampiaskan kekesalan tidak serta merta harus dilakukan dengan pemukulan,karena bagaimanapun juga pemukulan adalah tindak kejahatan.

Emosi memang bisa melupakan akal sehat.Di jalanan pernah saya saksikan aksi koboi oknum aparat.Sore itu jalan raya menjelang terminal Kalideres macet parah.Sebuah kondisi yang sebenarnya tidak terlalu mengagetkan,karena memang di tempat tersebut setiap hari dilanda kemacetan.Namun sore itu macetnya benar-benar parah.Kendaraan maju sedikit demi sedikit.Penasaran ingin tahu apa penyebabnya,perlahan-lahan saya berhasil menyodok ke depan.Rupanya ada sebuah kendaraan angkotan kota jurusan Kutabumi – Kalideres yang tidak bisa bergerak maju.Sebuah kendaraan Mega Pro yang menghalangi angkotan kota tersebut.Ternyata sang sopir sedang bersitegang dengan seorang oknum berseragam.Nampak sang oknum berseragam sedang mencengkeram kerah baju sang sopir.Mungkin sang oknum berseragam itulah pemilik Honda Mega Pro yang menghalangi angkutan kota tersebut.Entah apa yang telah dilakukan sang sopir sehingga membuat sang oknum berseragam marah besar.Tak banyak orang yang mau ikut campur selain menonton insiden tersebut.”Bukannya minggir dulu…..”,keluh beberapa orang.

Benarkah tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang lebih manusiawi misalnya.Kekasaran akan menjadi sebuah kebiasaan kalau sering dilakukan.Lama-lama kekasaran akan dirasakan sebagai sebuah hal yang biasa,meskipun bagi orang lain yang menerima kekasaran itu dianggap bukan hal yang biasa dan bisa saja menimbulkan sakit hati.Suatu hari sehabis berkunjung ke rumah teman,tiba-tiba ban motor saya kempes.Berhubung saya tidak begitu mengenal daerah tersebut,saya turun dari kendaraan dan mencari barangkali masih ada tukang tambal ban yang buka.Maklum saja hari sudah hampir memasuki tengah malam.Di tengah kebingungan saya tiba-tiba ada bentakan keras dari sebuah mobil yang lewat,”Heeeh……….lu mau maling,.celingak celinguk…”.Rupanya serombongan patroli polisi sedang lewat.Buru-buru saya meminggirkan badan saya karena mobil tersebut memakan bahu jalan dan melaju cukup kencang.Saya hanya bisa mengelus dada.”Mulutnya belum pernah masuk sekolah kali..”,batin saya.

Tidak dapat dipungkiri sungguh berat menjadi aparat kemanan negara.Konon gaji yang diterima sangatlah kecil.Meski bukanlah sebagai alasan pembenaran,namun kemudian kita sering mendengar aparat kemanan negara menjadi otak kejahatan kriminal.Seperti pada kasus perampokan uang ATM BCA yang baru saja terungkap.Disamping itu pekerjaan sebagai aparat kemananan negara mengandung resiko yang tinggi.Apalagi bekerja di unit kriminal yang selalu bersinggungan dengan para pelaku kejahatan.Resiko kematian selalu mengiringi.Mungkin karena itulah aparat kemanan gampang tersulut emosinya.Ataukah mungkin karena bersenjata,maka selalu terbersit keinginan untuk selalu ditakuti orang?Sebenarnya lebih enak mana ditakuti banyak orang atau disayangi banyak orang?

Berpura-pura kaya...................

Kalau dipikir-pikir,olahraga yang menghabiskan banyak dana adalah sepak bola.Kalau kita lihat di Liga Inggris sana,klub-klub kaya membayar pemainnya dengan kontrak yang sangat mahal.Maka pesepakbola yang bermain di klub papan atas seperti Chelsea atau Manchester United,menerima gaji yang sangat besar per pekannya.Kita masih ingat,Ashley Cole yang disebut-sebut sebagai bek kiri terbaik di dunia sampai diberi penawaran gaji Rp. 1,5 M per minggunya oleh Chelsea agar bersedia pindah dari Arsenal.

Lalu,apakah pengeluaran uang yang banyak demi kompetisi yang teratur di Inggris sana sebanding dengan prestasi tim nasionalnya?Tentu saja tidak.Semenjak tahun 1966 dimana Inggris berhasil menjadi juara Dunia,tim nasional Inggris tidak lagi meraih prestasi bagus di tingkat internasional,meskipun untuk keikutsertaan di kompetisi level dunia dan Eropa Inggris hampir tak pernah absen.

Yang jelas ,bahwa pengeluaran uang banyak tadi bukan hanya dalam kerangka tujuan olahraga semata,namun sepakbola di sana sudah menjadi sebuah industri sepakbola.Jadi,meskipun tidak berkorelasi langsung dengan prestasi tim nasional Inggris,setidaknya banyak team yang menikmati menikmati gurihnya bisnis sepakbola.Bahkan seperti MU misalnya,MU berhasil membangun jaringan bisnisnya yang dimulai dari sepakbola dan perolehan laba bersihnya meningkat dari tahun ke tahun.

Demikian juga di negara kita.Roda kompetisi diputar dengan menghabiskan banyak uang.Namun sepakbola di negara kita belumlah mencapai taraf industri sepakbola.Jadi,meskipun menghabiskan banyak uang,jangan diharapkan bisa meraih laba,bisa impas saja sudah syukur.Yang sering terjadi malah klub sepakbola harus disubsidi agar bisa bertahan hidup.Maka tak heran kalau pemerintah daerah menjadi sibuk karenanya.Sutiyoso,gubernur DKI Jakarta,merogoh kocek APBD Jakarta sebanyak Rp. 23 milyar untuk membantu anggaran Persija.Belum terhitung pemda-pemda lain,Seperti diketahui klub-klub yang bermain di Liga Indonesia memang kebanyakan milik Pemda Kabupaten/Kotamadya.

Selain sebagai sebuah kebanggaan daerah,entah manfaat apa yang bisa dipetik,sehingga Pemerintah daerah mau menghabiskan bermilyar-milyar rupiah untuk membiayai klub sepakbola.Rasanya pembinaan pemain bukanlah sebuah alasan utama.Seperti sama-sama kita ketahui,klub-klub sepakbola lebih senang membeli pemain yang sudah jadi.Mungkin hanya satu dua klub saja yang masih setia melakukan pembinaan pemain lokal.Selebihnya pembelian pemain asing menjadi hal yang diutamakan,meskipun terkadang kemampuannya hanya beda tipis dengan pemain lokal.

Minggu-minggu ini banyak berita sepakbola Indonesia yang menyesakkan dada.Timnas senior kalah dari team U-23 Kamerun dan Vietnam.Sementara timnas U-23 yang bermain di Asian Games di Qatar,kalah 6-0 dari timnas Irak.Padahal kalau dilihat Timnas kitalah yang telah banyak menghabiskan uang.Seperti kita ketahui tinmas senior kita mempunyai pelatih asing yang bergaji besar,Peter White.Sementara timnas U-23 kita pun sudah dari jauh hari mengadakan pemusatan latihan di Belanda.Anggaran sebanyak Rp 29 milyar untuk pemusatan latihan di Belanda seolah tidak berbekas setelah kelalahan memalukan dari Irak.Ironisnya Irak justru tidak melakukan pemusatan latihan yang cukup.Maklum saja negeri ini masih porak poranda oleh perang.

Uang memang tidak menjamin akan bisa membeli prestasi.Sutiyoso,tidak bisa membeli prestasi,meskipun Persija telah menguras dana APBD DKI Jakarta.PSSI pun tak bisa meraih prestasi,meski tak terbilang lagi milyaran rupiah yang sudah dihabiskan.Maka menjadi mengherankan,ketika Nurdin halid mempunyai ide untuk merekrut 6-7 pemain muda brasil untuk dinaturalisasi dengan target agar Indonesia bisa lolos dan bermain di Piala Dunia 2014.Naturalisasi adalah perekrutan pemain dari negara lain untuk kemudian dijadikan warga negara Indonesia sehingga nantinya bisa bermain dalam sebuah kompetisi untuk Indonesia.Contoh dalam bulutangtkis adalah atlet Mia Audina.Tadinya Mia Audina bermain untuk Indonesia,karena pindah kewarganegaraan,maka belakangan Mia Audina bermain untuk Belanda.

Nampaknya para pengurus PSSI hilang akal.Begitu menggebunya mereka ingin Indonesia berprestasi di tingkat Asia bahkan dunia,sehingga para pengurus mempunyai ide naturalisasi tersebut.kalau Roman Abramovich mempunyai keinginan untuk memiliki klub sepakbola juara dan kemudian melakukan banyak pembelian pemain dunia maka hal itu sangatlah wajar.Maklum saja,Roman Abromovich adalah orang yang sangat kaya raya.Kalau PSSI berpikir untuk merekrut sejumlah pemain muda Brasil yang tentunya berharga sangat mahal,wajarkah?.Negara kita tidaklah pantas melakukan pembelian pemain.Bagaimanapun juga negara kita adalah bukan negara kaya.Yang sering dilakuikan adalah berpura-pura bahwa negara kita adalah negara kaya.Pamer dan bangga akan jamrud khatulistiwa.Padahal kemiskinan masih bertebaran dimana-mana.

Suatu saat,apabila kita melihat pemain Brasil bermain untuk Indonesia,apakah anda masih merasakan sebuah kebanggaan?Banyak negara yang melakukan naturalisasi.Deco di Portugal,Alex di Jepang,Asamoah di Jerman,Santos di Tunisia.Tapi Nurdin Halid mempunyai rencana naturalisai ngawur dengan merekrut hampir separuh pemain sebuah team..Kalau begitu,kenapa tidak beli saja semua pemain Chelsea dan dijadikan pemain Indonesia?Katanya negara kaya……

Thursday, November 16, 2006

Semua orang senang masuk televisi................

Dari jaman dahulu sampai sekarang televisi menjadi pesona tersendiri bagi penontonnya.Televisi berhasil mengikat penontonnya dengan menciptakan sebuah kehidupan lain berbatas layar kaca.Dan layar kaca secara ajaib akan memanjakan petualangan mata yang tak ada habisnya.Ada kegembiraan,keindahan,kesedihan dan beraneka kejadian yang ditata apik dalam sebuah pertunjukan.

Maka tidaklah mengherankan kalau kesempatan tampil di layar televisi adalah sebuah hal yang langka dan sangat dinantikan.Belasan tahun silam,sepulang dari mengikuti acara di sebuah instansi,ayah saya bercerita bahwa acara yang diikuti tadi diliput stasiun TVRI Yogya.Maklum saja stasiun TVRI jaman baheula senang menayangkan acara seremonial di acara berita daerah.Keikutsertaan beliau adalah karena sekolah yang beliau pimpin kebetulan mendapat bantuan subsidi dari pemerintah.

Dan sore itu,tepat pukul 18.30,saat dimulainya acara berita daerah,berkumpullah kami sekeluarga di depan televisi.Jangan dibayangkan pesawat televisi jaman dahulu bentuknya seperti pesawat televisi jaman sekarang.Pesawat televisi waktu itu dijual sekalian kotak tvnya.Jadi meskipun cuma berlayar 14 inchi,televisi itu nampak besar dengan kotak kayu yang membungkusnya.Dan benar,setelah seperempat jam lebih kami menunggu,acara yang diikuti ayah saya pun muncul dalam berita.Hanya sepersekian detik wajah beliau muncul di layar televisi,namun itu rupanya tidak mengurangi kegembiraan kami.Setelah itu,kemunculan ayah saya di layar televisi menjadi topik yang tak bosan-bosannya kami bicarakan.Oalah…..dasar wong ndheso….

Ternyata kegembiraan karena masuk televisi bukan cuma milik wong ndheso saja.Belum lama berselang,sebuah pesan pendek masuk di handphone saya,”Sha…..aku masuk tv,jangan lupa tonton si geulis di acara padamu negeri, metro tv tgl 9 nov”.Saya tertawa pendek membacanya,teman saya dengan PD nya menyebut dirinya si geulis.Meski harus diakui,di penghujung usia yang mendekati bilangan 30, teman saya ini tetap cantik dengan tatapan mata yang sangat memikat.Rupanya keaktifannya di kepengurusan sebuah klub kendaraan bermotorlah yang membawanya ke acara tersebut.Entah karena lupa atau karena pada waktu itu masih suasana silaturahmi lebaran ke sanak saudara,yang jelas malam itu saya tidak sempat menyaksikan acara tersebut.Untungnya teman saya tidak lagi menanyakan,apakah saya menyaksikan acara tersebut atau tidak.

Banyak tujuan masuk televisi.Ada yang sekedar untuk kegembiraan ,seperti teman saya tadi.Namun ada juga yang masuk televisi memang diniatkan untuk mencapai target-target tertentu.

Ada hal yang membuat hati trenyuh.Dalam sebuah acara “Asal”,acara yang menampilkan orang yang mempunyai kemiripan dengan artis atau tokoh tertentu,tampillah seorang petani miskin dari sebuah daerah Jawa Tengah.Petani tersebut mempunyai kemiripan wajah dengan pedangdut senior Meggi Z.Ketika presenter menanyakan motivasinya masuk “Asal”,petani itu menjawab bahwa motivasinya adalah ingin terkenal dan meningkatkan taraf hidupnya.Sama juga dengan seorang wanita tuna netra yang mengikuti ajang kontes penggila dangdut yang diadakan salah satu stasiun televisi swasta,motif yang kurang lebih sama dengan bapak petani pun dia kemukakan.

Sangat manusiawi dan sangat wajar setiap orang mempunyai cita-cita dan memelihara harapan.Televisi memang telah menciptakan sebuah dunia yang sangat menggiurkan karena keglamourannya.Televisi juga telah menebarkan jaring pemikat akan mudahnya mencari uang.Maka kalau bapak petani pun sampai mengikuti sebuah kontes di televisi,itu karena daya pikat dari televisi yang luar biasa.Ketenaran,kemewahan,limpahan materi begitu indah menghiasi layar kaca kita setiap hari.Indonesia yang kaya raya ternyata ada di televisi.

Monday, November 13, 2006

Nu sejen mah can puguh...............

“Dimana bumi dipijak,disitu langit dijunjung”,demikianlah bunyi sebuah peribahasa.Peribahasa tersebut kira-kira diartikan bahwa keanekaragaman budaya dengan segala adat istiadat nya harus dihargai,dengan demikian dimanapun kita berada mestinya kita bisa memahami dan menghormati budaya dan adat istiadat tempat dimana kita berada.

Atas dasar itu pulalah,ketika saya tinggal di Tangerang,saya pun sedikit banyak berusaha memahami budaya dan adat istiadat masyarakat tempat tinggal saya,meskipun itu hanya sebatas pemahaman bahasa daerah .Setidaknya kalau hanya sekedar pengucapan bahasa keseharian,saya pun mengerti,walaupun kebanyakan memakai kata “aing” atau “sia”,sebuah pengucapan yang kasar menurut komunitas Sunda di Bandung sana.

Namun,tetap saja saya mengernyitkan dahi,ketika membaca sebuah spanduk kampanye seorang calon gubernur Banten.Tulisan itu nampak membingungkan tanpa peletakan tanda koma sebagai jeda.Bahkan pada awalnya saya tidak menduga kalau tulisan di spanduk itu adalah bahasa Sunda.Spanduk itu bertuliskan “Nu sejen mah can puguh”. Dibuat dalam 2 warna,pada bagian atas berwarna kuning,sedangkan pada bagian bawah berwarna merah.Tentu saja kedua warna tersebut merujuk kepada partai pendukung calon gubernur dan wakil gubernur Banten tersebut.

Kesulitan dalam mengartikan sebuah kata-kata dalam bahasa Sunda tidak hanya milik mereka yang tidak mampu menerjemahkan kalimat dalam sebuah spanduk.Kebingungan lebih dominan dimiliki oleh para orang tua murid yang kebetulan berasal dari luar daerah yang memang tidak pernah bersentuhan dengan bahasa Sunda.Sudah menjadi kebijaksanaan bahwa Bahasa Sunda dijadikan mata pelajaran di sekolahan sebagai bentuk dari muatan lokal.Maka menjadi pemandangan umum,ketika anaknya mendapatkan pekerjaan rumah bahasa Sunda,para orang tua muridlah yang menjadi sibuk.Saling menelepon ke sana kemari,sekedar mencari kamus berjalan yang mengerti bahasa Sunda.Yang menggelikan adalah persepsi yang berbeda tentang sebuah kata.Sehingga meski sudah bertanya kesana kemari,tetap saja jawabannya salah.Saya ingat,sepupu saya hanya bisa tersenyum kecut melihat angka 5 bertengger di raport anaknya.

Pada waktu duduk di SD dan SMP,saya juga mendapatkan pelajaran bahasa daerah.Namun kondisinya berbeda.Masyarakat dimana saya tinggal dahulu adalah masyarakat yang homogen,sehingga pemberian bahasa daerah bukan menjadikan sebuah kesulitan.Setidaknya kalau sekedar membaca buku paket pelajaran bahasa daerah,mereka bisa memahami.Lain kondisinya dengan keadaan di Tangerang,masyarakat yang sudah sedemikian heterogen dimana kebanyakan adalah masyarakat pendatang dari luar daerah,membuat pelajaran bahasa Sunda menjadi pelajaran yang susah dipahami.Menyediakan waktu untuk belajar di rumah pun seakan menjadi sia-sia..Setidaknya kalau mempelajari bahasa Inggris,kita bisa membuka kamus apabila ada kata-kata yang tidak dimengerti.Saya sendiri tidak tahu apakah ada kamus bahasa Sunda – Indonesia.

Maka dapatlah dimengerti,keheranan beberapa teman tentang pemasangan spanduk berbahasa Sunda tadi.Spanduk tentu diharapkan bisa menjadi sarana mengkomunikasikan,memperkenalkan diri dan syukur-syukur menarik orang agar memilih pasangan tersebut.Apa gunanya kalau memasang spanduk yang tidak bisa dimengerti.Maka seperti kata teman saya yang kebetulan juga tidak mengerti bahasa Sunda,karena “teu puguh” maka nantinya pada waktu pilkada teman saya memilih untuk “teu milih”.Ketika saya tanya,apakah nanti tanggal 26 November 2006 akan datang ke TPS untuk melakukan pencoblosan,teman saya menjawab,”Moal……”.Wah,makin pintar saja teman saya berbahasa Sunda,atau jangan-jangan itu bukan kosa kata Sunda.

Friday, November 10, 2006

Kalau sejarah tidak berpihak.....................

Dunia mencatat sejumlah tokoh besar dengan ambisi besarnya.Ambisi besar yang dibarengi dengan kekuatan yang besar pula untuk mewujudkan ambisi tersebut telah menorehkan catatan buruk dalam sejarah.Dominasi kekuatan sebuah kelompok terhadap kelompok lain dan sentiment kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok lain ,membuat ambisi besar tersebut tidak segan-segan menghalalkan segala cara.Perang dikobarkan mesti korban berjatuhan dimana – mana dan ribuan orang meregang nyawa.

Pada tahun 1933 dalam usia 40 an tahun,Hitler melalui partai Nazi yang fenomenal naik menjadi Kanselir Jerman.Diringi semangat nasionalisme yang tinggi dan semboyan keunggulan ras Arya,Hitler merancang penaklukan daratan Eropa yang ujungnya menyeret negara-negara lain ke dalam kancah Perang Dunia II.Hitler terhitung sukses dalam penaklukan negara-negara Eropa.Belum pernah ada sebuah negara yang mempunyai negara taklukan seluas Hitler.Namun keberhasilan penaklukan Hitler dibarengi dengan sejumlah catatan kelam.Nasionalis fanatik yang dianutnya dan kebencian yang berlebihan terhadap etnis Yahudi,Rusia dan Gypsy membuat Hitler gelap mata.Hitler membangun kamp-kamp konsentrasi penyiksaan untuk etnis tersebut.Jutaan orang tewas oleh sebuah upaya yang disebut Hitler sebagai pembersihan dunia dari etnis-etnis berkasta rendah.Dan duniapun menyebut Hitler sebagai penjahat perang.

Setelah komunisme runtuh di Eropa Timur dan Ferderasi Yugoslavia diambang keruntuhan ,munculah sebuah nama yang menghebohkan ,Slobodan Milosevic.Nasionalisme yang tinggi dan obsesinya akan kejayaan Serbia Raya membuatnya kukuh mempertahankan keutuhan Republik Federal Yugoslavia.Tidak ingin kejadian runtuhnya Uni Sovyet terulang di Yugoslavia,maka ketika Juni 1991 Slovenia dan Kroasia ingin memisahkan diri dari federasi,diikuti Republik Macedonia pada September 1991 dan Bosnia Herzegovina pada Maret 1992,Slobodan Milosevic memilih menghadapi itu semua dengan mengobarkan perang.Maka Yugoslavia pun membara dengan perang yang dikobarkan Milosevic.Namun pemisahan negara-negara tersebut tetap tak terelakkan.Milosevic tak mampu mengakomodasi keragaman di Yugoslavia.Bahkan terang-terangan Milosevic mengesampingkan etnis lain dan memperlakukan sebagai warga kelas dua.Alhasil keinginan warga Kosovo dan Metohija yang mayoritas Muslim untuk lebih mendapat kesetaraan hak mendapat tekanan keras.Perang Kosovo meletus tahun 1998 dan terjadilah pembunuhan massal warga Muslim di Kosovo oleh etnis Serbia.Sama dengan Hitler,Milosevic pun mendapat sebutan penjahat perang.Milosevic meninggal di pusat tahanan penjahat perang PBB di Den Haag pada tanggal 11 maret 2006.

Sejarah seolah selalu berulang.Setelah era Hitler dan Milosevic,di masa kini perhatian dunia terkuras pada sosok keras kepala,George Walker Bush.Lain Hitler,lain Milosevic,lain pula George Walker Bush.Meski ketiganya tidak persis sebangun,namun mereka mempunyai kesamaan.Sama-sama mempunyai ambisi besar,sama-sama gemar mengobarkan perang untuk mewujudkan ambisi tersebut,sama-sama mempunyai sentiment kebencian terhadap etnis/golongan tertentu dan sama –sama mempunyai sepak terjang yang membuat ribuan orang meregang nyawa dan menimbulkan korban berjatuhan dimana-mana.Seprti telah sama-sama kita ketahui setelah meledaknya menara kembar WTC pada tanggal 11 September 2001,maka George W. Bush mengobarkan sebuah perang terhadap terorisme.Dalam kerangka itu pulalah Bush menginvasi Afghanistan dan Irak.Dan ketika Bush terpeleset lidah dengan mengatakan itu sebagai “crusade”,maka semakin membuka mata bahwa Bush mempunyai agenda kebencian tertentu terhadap komunitas Muslim.Terbukti ketika AS mempermasalahkan pembangunan persenjataan di Korea Utara,tidak serta merta membuat Bush menyerbu Korea Utara.Padahal atas alasan seperti itulah,Bush memaksakan diri untuk datang dan menghancurkan Irak.

Namun coretan sejarah memperlakukan mereka secara berbeda.Sejarah ternyata tercetak menurut sudut pandang subjektivitas kelompok tertentu.Dalam sejarah seseorang bisa saja menjadi hero bagi sebuah kelompok,namun bisa juga menjadi penjahat bagi kelompok yang lain.Kalau Hitler dan Milosevic telah mengakhiri nasibnya secara tragis dan dijuluki sebagai penjahat perang,maka Bush justru sebaliknya.Bush masih merasa dialah penjaga perdamaian dunia.Maka, mesti sepak terjangnya telah melukai banyak pihak dan telah meninggalkan catatan kelam di mana-mana,Bush masih tersenyum menyaksikan efek perbuatannya dari kursi nyaman kepresidenannya.

Maka sejarah terbentuk tergantung siapa yang menyuarakannya.Adalah sangat jelas,bagi AS yang terwakili kepentingan politiknya,maka Bush adalah seorang hero.Namun di pihak lain bisa juga Bush dianggap sebagai penjahat perang.Andapun boleh mengkreasi sosok Bush menurut pemikiran anda.Kita boleh sepakat.boleh saja tidak.Namun tentu kita sepakat,bahwa Bush adalah satu-satunya tamu negara yang berkunjung ke Indonesia yang sangat jumawa.Belum pernah rasanya ada penyambutan tamu negara yang begitu merepotkan dan menghabiskan banyak biaya.Penyambutan yang berlebihan untuk seseorang yang bagi sebagian kalangan dianggap penjahat perang.

Seandainya mesin waktu berputar,mungkin Hitler dan Milosevic pun akan kita sambut dengan gegap gempita,seandainya berkunjung ke Indonesia.Toh,sebutan apakah dia seorang penjahat perang atau dia seorang hero hanyalah sekedar sebutan,tergantung siapa yang bisa membentuk dan menggiring opini dunia.Jadi kalau anda ingin mengkreasi catatan sejarah dan menempatkan Bush sebagai penjahat perang,rasanya hal tersebut sah-sah saja.Hanya sejauh mana kemampuan anda menggiring opini tersebut sehingga bisa diterima kalangan banyak.

Sunday, November 05, 2006

Perantara...........

Dalam urusan jual beli kita mengenal perantara.Perantara yang dimaksud disini adalah seseorang yang menghubungkan antara pembeli dan penjual.Dalam hal ini perantara diperlukan karena antara sang penjual dan sang pembeli tidak saling mengenal.Atau juga karena sang pembeli tidak cukup punya informasi tentang barang yang dibutuhkannya,demikian juga sebaliknya.

Ternyata,tidak hanya dalam urusan jual beli saja jasa perantara dibutuhkan.Bahkan dalam urusan memanjatkan doa yang merupakan hubungan antara manusia dan Tuhannya pun dalam anggapan beberapa orang perlu juga menggunakan jasa perantara.

Ketika seorang teman mendirikan sebuah warung makan dengan menu utama bakmi di daerah Perumnas II Tangerang,maka dia berharap warung makannya menjadi warung makan favorit di tempat itu.Rumah makan berlantai dua itu dibuat sedemikian tertata,bersih dan mengesankan sebagai tempat yang nyaman.Ketika pengunjung datang,demikian teman saya bercerita,maka pengunjung tersebut diajak ke lantai atas untuk melihat proses pembuatan bakmi di warung tersebut.Hal itu dilakukan agar pengunjung tidak merasa khawatir tentang kemungkinan mi yang menggunakan bahan-bahan pengawet.Apalagi saat itu isu penggunaan obat pengawet berbahaya santer terdengar.

Alih-alih warungnya menjadi laris,dari hari ke hari warungnya menjadi semakin sepi pengunjung.jangankan untuk meraih laba,sekedar agar mencapai titik impas operasional harian saja sulit rasanya.Lama-lama mitra bisnisnya tidak tahan dengan kondisi tersebut.Suatu kali mitra bisnisnya menemui rekan saya tadi.
“Pak,kalau begini terus keadaannya kita lama-lama bisa menjadi bangkrut,kita harus melakukan seperti warung-warung lainnya”.
Teman saya masih terdiam belum tahu ke mana arah pembicaraan.
“Kita harus pergi ke orang pinter,Pak.Meminta sejumlah syarat agar warung kita menjadi laris,warung-warung yang lain juga melakukan hal serupa”,demikian mitra bisnis teman saya tadi melanjutkan.
“Ke dukun?”,kata teman saya setengah terkejut,”Itu kan musyrik,menyekutukan Tuhan”.
“Bapak jangan salah,itu bukan menyekutukan Tuhan,kita tetap memohon kepada Tuhan, cuma lewat perantara,tidak ada niatan untuk menyekutukan Tuhan”.

Dan memang teman saya tidak bersedia untuk pergi ke tempat dukun yang oleh mitra kerjanya disebut perantara tadi.Sejak saat itu terlihat ketidakcocokan antara keduanya,dan kerjasama antar keduanya pun berakhir seiring ditutupnya warung makan tadi.

Pencapaian keberhasilan dalam hidup sesuatu hal yang didambakan setiap orang.Entah itu berkaitan dengan jodoh,karier,rejeki.Namun ketika pencapaian itu tak kunjung seperti yang diharapkan sesuatu hal yang menurut sebagian kalangan tidak masuk logika pun dilakukan.Tidak masuk akal bagi sebagian kalangan,namun masuk akal bagi sebagian kalangan yang lain.

Di Parangkusumo,ada sebuah tempat yang bagi sebagian orang dianggap tempat sakral.Tempat tersebut dinamakan Cepuri.Dalam perwujudannya Cepuri adalah berupa sebuah batu karang yang konon merupakan petilasan penguasa Mataram,Panembahan Senopati dan merupakan ajang pertemuan antara Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul.Saat-saat malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon apalagi saat malam 1 Suro,tempat tersebut selalu ramai dengan pengunjung yang melaksanakan ritual “lelaku”.Seperti biasa tujuan yang ingin dicapai adalah problem klasik manusia seperti jodoh dan rejeki.

Seperti halnya kata mitra bisnis teman saya tadi,maka para peziarah pun akan mengatakan bahwa Cepuri itu hanyalah merupakan media perantara.Permohonan doa tetap dipanjatkan kepada Tuhan “Sing Murbo ing dumadi”.Sebenarnya hal seperti itu bukan hanya terjadi Parangkusumo saja.Banyak tempat lain yang dianggap bisa menjadi perantara untuk memujarabkan doa.Masalahnya tinggal orang mau percaya atau tidak.Rasanya metode seperti itupun tidak usah diperdebatkan.Bisa benar menurut sebagian kalangan,namun bisa saja salah menurut sebagian kalangan yang lain.Yang jelas saya belum pernah melakukannya.Mungkin anda ingin melakukannya?

Thursday, November 02, 2006

Manchester United masih saja mengkhawatirkan......

Banyak yang menyebut,penampilan MU melawan Bolton Wanderes akhir pekan lalu adalah penampilan terbaik MU musim ini.Aliran bola yang lancar dari lini ke lini,penguasaan lini tengah yang dominan dan umpan-umpan yang sangat akurat.2 dari 3 gol ke yang dihasilkan Wayne Rooney adalah hasil umpan terarah Michael Carrick dari lini tengah.Sebuah gol khas Rooney,umpan panjang dari lini tengah disambut dengan sprint yang cepat ke jantung pertahanan lawan.

Sepanjang musim ini MU telah mengalami 2 kali kekalahan.Kekalahan pertama adalah saat big match melawan Arsenal.Dan kekalahan kedua adalah saat menghadapi FC Kopenhagen di pertandingan ke 4 Liga Champions musim ini pada Kamis dini hari tadi.Satu hal yang terlihat adalah MU tidak mempunyai team dengan pemain cadangan yang sama kualitasnya dengan team utama.Membandingkan dengan Chelsea atau Barcelona misalnya,kedua Manajer kesebelasan tersebut terlihat lebih leluasa dalam merotasi para pemainnya.Hal ini menjadi teramat penting mengingat MU mesti menghadapi 4 kompetisi berbeda yaitu Liga Primer,Piala FA,Piala Carling dan Liga Champions.

Dalam pertandingan-pertandingan yang telah MU ikuti musim ini,MU selalu mengalami kesulitan ketika MU tidak bisa tampil secara full team.Sejenak kita putar ulang ingatan kita.Setelah Ryan Giggs mengalami cedera hamstring dalam pertandingan Liga Champions melawan Glasgow Celtic tanggal 13 September 2006 dan memaksanya istirahat selama 3 pekan,MU kehilangan 4 point dalam lanjutan pertandingan Liga Primer.Masing-masing kalah melawan Arsenal 1-0 dan ditahan klub promosi Reading 1-1.Bahkan dalam pertandingan Carling Cup belum lama ini,MU yang turun dengan pemain lapis keduanya hampir dipermalukan klub Divisi III Crewe kalau saja Kieran Lee tidak berhasil mencetak gol di babak perpanjangan waktu.

Di lini belakang,Rio Ferdinand menjadi pemain yang tidak tergantikan dalam menggalang pertahanan MU.Maka selama tidak mengalami cedera,Rio Ferdinand selalu bermain penuh sepanjang musim.Terbukti dalam pertandingan Liga Champions melawan FC Kopenhagen Kamis dini hari tadi,pertahanan MU kurang solid tanpa kehadiran Ferdinand.Nemanja Vidic yang diharapkan bisa mengambil peran sentral Ferdinand terlihat lemah dalam mengkoordinasikan pertahanan.

Setali tiga uang dengan lini tengah.Seandainya Scholes ataupun Michael Carrick berhalangan hadir,maka MU tidak mempunyai gelandang sentral murni sebagai penggantinya.Alternatif yang ada adalah dengan menempatkan Ryan Gyggs sebagai gelandang serang,namun Gyggs akan lebih terlihat istimewa ketika berposisi sebagai sayap kiri.Tidak seperti Chelsea misalnya,yang mempunyai banyak gelandang bertahan, di MU apabila Michael Carrick,yang selama berposisi sebagai gelandang bertahan, mengalami cedera maka tidak ada lagi stock gelandang bertahan.Biasanya John O Shea lah yang menggantikan posisinya,meski sebenarnya O Shea awalnya adalah pemain dengan posisi sebagai back sayap.

Maka dapatlah dimengerti apabila,Sir Alex Ferguson masih saja tidak berputus asa dalam mengejar Owen Hargreaves,pemain serba bisa dari Bayern Muenchen.Disamping usia yang semakin menua,bagaimanapun juga memburuknya kesehatan mata Paul Scholes membuat MU mesti segera mencari pemain berkualitas untuk menggantikan posisinya.Dengan demikian MU akan lebih solid di lini tengah.Duet antara Owen Hargreaves dan Michael Carrick akan membuat MU semakin tangguh.Dampaknya adalah semakin banyaknya alternatif pilihan pemain gelandang yang berkualitas di MU.Sehingga para penggemar MU tidak lagi akan menyaksikan pertandingan MU dengan diliputi kekhawatiran,meskipun sedang dilakukan rotasi pemain.

Wednesday, November 01, 2006

Memang lidah tidak bertulang...........

Membesarkan hati orang yang terkena musibah tentu tidak sama dengan sekedar menghibur. Membesarkan hati dengan tujuan agar yang terkena musibah lebih tegar dan tidak terpuruk dalam putus asa berkepanjangan.Sementara menghibur hanyalah sekedar melontarkan janji manis yang pada ujungnya belum tentu ditepati.Tujuan awalnya sama,yaitu sama-sama bertujuan agar musibah yang terjadi lebih disikapi dengan bijaksana ,namun efek yang ditimbulkan bisa saja berbeda.

Ketika gempa bumi melanda Yogyakarta dan sebagian kecil Jawa Tengah pada tanggal 27 Mei 2006,maka perhatian penuh diberikan untuk musibah ini.Seperti diberitakan oleh Tokoh Indonesia Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di Jakarta Senin 29/5 menegaskan, pemerintah akan memberikan bantuan Rp 30 juta per keluarga untuk pembangunan kembali rumah penduduk yang rusak berat dan Rp 10 juta per keluarga untuk yang rumahnya rusak ringan. Wapres mengatakan, warga bisa membangun sendiri rumahnya secara bergotong-royong dan pemerintah membantunya dengan dana rekonstruksi, yang akan dikucurkan dalam 2 tahap.Di samping itu, menurut Wapres, pemerintah akan memberikan bantuan kebutuhan hidup sebesar Rp 1 juta per keluarga (jika satu keluarga mempunyai anggota lima orang) per bulan kepada sekitar 50.000 penduduk Yogyakarta dan Jawa Tengah yang menjadi korban bencana.

”Ajining diri jalaran soko lathi”,maka kata-kata wakil presiden itu bak mantra sakti penggugah semangat.Maklum saja kata itu dilontarkan oleh orang nomor 2 di negeri ini.Rumah-rumah yang mengkhawatirkan kondisinya untuk kembali dijadikan tempat tinggal dirobohkan.Secara bergotong royong puing-puing dibersihkan.Bagian-bagian rumah yang masih bisa dipakai dikumpulkan.Ironisnya,hal itu dilakukan tanpa perhitungan matang,tanpa dipilih mana bagian yang masih bisa dipakai dan mana bagian yang harus dirobohkan.Toh,tinggal menunggu waktu kapan bantuan dana rekonstruksi sebesar Rp. 30 juta akan turun.

Waktu berjalan,dari hitungan hari menjadi hitungan bulan,bantuan yang dijanjikan tidak kunjung turun juga.Malah terdengar kabar simpang siur yang mengatakan bahwa bantuan itu nilainya mengalami penurunan,tidak Rp. 30 juta,seperti yang pernah dilontarkan Wapres Yusuf Kalla.Di masayarakat bantuan itu menjadi teka teki tokek,apakah nilai bantuan itu sebesar Rp. 30 juta ataukah mengalami penurunan.

Akhirnya ketika teka teki itu terjawab sudah,bantuan dana rekonstruksi dari pemerintah bukan berjumlah Rp. 30 juta tapi Rp. 15 juta.Mekanismenya adalah di dalam masyarakat di bentuk Pokmas yang anggotanya terdiri dari 10 sampai 13 orang.Dalam tahap pertama bantuan itu akan turun sebanyak Rp. 6 juta.Sisanya akan diberikan dalam tahap berikutnya.

Banyak yang menggerutu karena ternyata dana rekonstruksi itu tidak seperti yang pernah dijanjikan.Apalagi yang rumahnya terlanjur dirobohkan tanpa sisa.Seorang teman dengan bersungut-sungut bertanya kepada saya,”Mas,Pak Jusuf Kalla mengucapkan selamat lebaran di tv ya?”.
“Memangnya kenapa?”,jawab saya.
“Saya kok kurang ikhlas kalau harus memaafkan Pak Jusuf Kalla.Pak Jusuf Kalla kan sudah tua,Mas,masa bohong”.
Saya tertawa,ini pasti soal dana rekonstruksi yang besarnya Rp 15 juta itu.
“Wis,yang penting kan dapat bantuan,kalau uang 15 juta tidak bisa untuk mendirikan rumah,ya dibikin irit ,dindingnya jangan pakai bata semua,sebagian pakai gedhek”.
“Tapi,masa bohong”,lanjut teman saya.
“Semua orang punya kemampuan untuk berbohong,entah itu pejabat,entah itu orang berpendidikan tinggi,entah itu rakyat jelata.Makanya jangan gampang percaya kepada omongan orang”.Teman saya nampak tidak puas,dengan tetap bersungut-sungut teman saya pun berlalu.Saya menyesal telah memberikan penjelasan yang salah.Kalau tidak boleh gampang percaya dengan pemimpin negeri ini,harus percaya kepada siapa lagi?.