Photobucket - Video and Image Hosting catatan kecil birunya langit: Berpura-pura kaya...................

Wednesday, November 22, 2006

Berpura-pura kaya...................

Kalau dipikir-pikir,olahraga yang menghabiskan banyak dana adalah sepak bola.Kalau kita lihat di Liga Inggris sana,klub-klub kaya membayar pemainnya dengan kontrak yang sangat mahal.Maka pesepakbola yang bermain di klub papan atas seperti Chelsea atau Manchester United,menerima gaji yang sangat besar per pekannya.Kita masih ingat,Ashley Cole yang disebut-sebut sebagai bek kiri terbaik di dunia sampai diberi penawaran gaji Rp. 1,5 M per minggunya oleh Chelsea agar bersedia pindah dari Arsenal.

Lalu,apakah pengeluaran uang yang banyak demi kompetisi yang teratur di Inggris sana sebanding dengan prestasi tim nasionalnya?Tentu saja tidak.Semenjak tahun 1966 dimana Inggris berhasil menjadi juara Dunia,tim nasional Inggris tidak lagi meraih prestasi bagus di tingkat internasional,meskipun untuk keikutsertaan di kompetisi level dunia dan Eropa Inggris hampir tak pernah absen.

Yang jelas ,bahwa pengeluaran uang banyak tadi bukan hanya dalam kerangka tujuan olahraga semata,namun sepakbola di sana sudah menjadi sebuah industri sepakbola.Jadi,meskipun tidak berkorelasi langsung dengan prestasi tim nasional Inggris,setidaknya banyak team yang menikmati menikmati gurihnya bisnis sepakbola.Bahkan seperti MU misalnya,MU berhasil membangun jaringan bisnisnya yang dimulai dari sepakbola dan perolehan laba bersihnya meningkat dari tahun ke tahun.

Demikian juga di negara kita.Roda kompetisi diputar dengan menghabiskan banyak uang.Namun sepakbola di negara kita belumlah mencapai taraf industri sepakbola.Jadi,meskipun menghabiskan banyak uang,jangan diharapkan bisa meraih laba,bisa impas saja sudah syukur.Yang sering terjadi malah klub sepakbola harus disubsidi agar bisa bertahan hidup.Maka tak heran kalau pemerintah daerah menjadi sibuk karenanya.Sutiyoso,gubernur DKI Jakarta,merogoh kocek APBD Jakarta sebanyak Rp. 23 milyar untuk membantu anggaran Persija.Belum terhitung pemda-pemda lain,Seperti diketahui klub-klub yang bermain di Liga Indonesia memang kebanyakan milik Pemda Kabupaten/Kotamadya.

Selain sebagai sebuah kebanggaan daerah,entah manfaat apa yang bisa dipetik,sehingga Pemerintah daerah mau menghabiskan bermilyar-milyar rupiah untuk membiayai klub sepakbola.Rasanya pembinaan pemain bukanlah sebuah alasan utama.Seperti sama-sama kita ketahui,klub-klub sepakbola lebih senang membeli pemain yang sudah jadi.Mungkin hanya satu dua klub saja yang masih setia melakukan pembinaan pemain lokal.Selebihnya pembelian pemain asing menjadi hal yang diutamakan,meskipun terkadang kemampuannya hanya beda tipis dengan pemain lokal.

Minggu-minggu ini banyak berita sepakbola Indonesia yang menyesakkan dada.Timnas senior kalah dari team U-23 Kamerun dan Vietnam.Sementara timnas U-23 yang bermain di Asian Games di Qatar,kalah 6-0 dari timnas Irak.Padahal kalau dilihat Timnas kitalah yang telah banyak menghabiskan uang.Seperti kita ketahui tinmas senior kita mempunyai pelatih asing yang bergaji besar,Peter White.Sementara timnas U-23 kita pun sudah dari jauh hari mengadakan pemusatan latihan di Belanda.Anggaran sebanyak Rp 29 milyar untuk pemusatan latihan di Belanda seolah tidak berbekas setelah kelalahan memalukan dari Irak.Ironisnya Irak justru tidak melakukan pemusatan latihan yang cukup.Maklum saja negeri ini masih porak poranda oleh perang.

Uang memang tidak menjamin akan bisa membeli prestasi.Sutiyoso,tidak bisa membeli prestasi,meskipun Persija telah menguras dana APBD DKI Jakarta.PSSI pun tak bisa meraih prestasi,meski tak terbilang lagi milyaran rupiah yang sudah dihabiskan.Maka menjadi mengherankan,ketika Nurdin halid mempunyai ide untuk merekrut 6-7 pemain muda brasil untuk dinaturalisasi dengan target agar Indonesia bisa lolos dan bermain di Piala Dunia 2014.Naturalisasi adalah perekrutan pemain dari negara lain untuk kemudian dijadikan warga negara Indonesia sehingga nantinya bisa bermain dalam sebuah kompetisi untuk Indonesia.Contoh dalam bulutangtkis adalah atlet Mia Audina.Tadinya Mia Audina bermain untuk Indonesia,karena pindah kewarganegaraan,maka belakangan Mia Audina bermain untuk Belanda.

Nampaknya para pengurus PSSI hilang akal.Begitu menggebunya mereka ingin Indonesia berprestasi di tingkat Asia bahkan dunia,sehingga para pengurus mempunyai ide naturalisasi tersebut.kalau Roman Abramovich mempunyai keinginan untuk memiliki klub sepakbola juara dan kemudian melakukan banyak pembelian pemain dunia maka hal itu sangatlah wajar.Maklum saja,Roman Abromovich adalah orang yang sangat kaya raya.Kalau PSSI berpikir untuk merekrut sejumlah pemain muda Brasil yang tentunya berharga sangat mahal,wajarkah?.Negara kita tidaklah pantas melakukan pembelian pemain.Bagaimanapun juga negara kita adalah bukan negara kaya.Yang sering dilakuikan adalah berpura-pura bahwa negara kita adalah negara kaya.Pamer dan bangga akan jamrud khatulistiwa.Padahal kemiskinan masih bertebaran dimana-mana.

Suatu saat,apabila kita melihat pemain Brasil bermain untuk Indonesia,apakah anda masih merasakan sebuah kebanggaan?Banyak negara yang melakukan naturalisasi.Deco di Portugal,Alex di Jepang,Asamoah di Jerman,Santos di Tunisia.Tapi Nurdin Halid mempunyai rencana naturalisai ngawur dengan merekrut hampir separuh pemain sebuah team..Kalau begitu,kenapa tidak beli saja semua pemain Chelsea dan dijadikan pemain Indonesia?Katanya negara kaya……