Photobucket - Video and Image Hosting catatan kecil birunya langit: Konspirasi tak seimbang................

Friday, November 24, 2006

Konspirasi tak seimbang................

Konon katanya,proses melahirkan itu sangat sakit.Meski Tuhan telah menciptakan dinding peranakan sedemikian elastis,namun tetap saja ketika janin yang dikandung tersebut keluar pada waktunya,harus dikeluarkan dengan sekuat tenaga diiringi sakit yang tak terhingga.Seorang teman wanita pernah menceritakan bahwa rasa sakit melahirkan anak pertama tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.Pun ketika proses kelahiran itu sudah selesai,rasa sakit itu tetap saja masih ada.Bahkan untuk sekedar melakukan kegiatan rutinitas ke toilet saja mesti dibarengi rasa sakit yang mengganggu.Hal tersebut akan berlangsung sampai beberapa hari ke depan.

Sampai kemudian teman saya tadi mengatakan bahwa anak adalah hasil konspirasi tak seimbang dari pria dan wanita.Dalam artian pria selalu diuntungkan dari proses konspirasi tersebut.Paling tidak ketika proses konspirasi dalam pembuatan anak tersebut berlangsung prialah yang lebih dahulu mendapatkan kenikmatan.Terkadang,beberapa pria berlaku sangat egois.Tak peduli apakah si wanita sudah mendapatkan kenikmatan atau belum,ketika ejakulasi itu datang,si pria memilih mendengkur tanpa mencoba tahu bahwa si wanita masih merasa gondok karena hasrat yang belum terpuaskan.Dan ketika hasil konspirasi tadi menuai hasil,lagi-lagi si wanitalah yang mesti menderita.Selama 9 bulan si wanita harus mengandung janin hasil konspirasi tak seimbang tadi.Perut bertambah besar,otot-otot yang melar ditambah penampilan yang tidak menarik adalah resiko yang harus ditanggung si wanita tadi.Resiko puncaknya adalah ketika proses persalinan tadi.Bila proses persalinan berjalan tidak mulus,salah-salah si wanitalah yang mesti meregang nyawa.

Mungkin karena hal itulah maka kemudian ada sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa,”Segalak-galaknya harimau tidak mungkin memangsa anaknya”.Sekedar penggambaran bahwa kasih sayang ibu adalah tidak terukur.Bahkan dalam lagu kanak-kanak tempo dulu disebutkan bahwa kasih sayang ibu adalah sepanjang masa.Dalam idion jawa kasih sayang itu diungkapkan secara ekstrim.Disebutkan bahwa anak adalah “kencana wingka”.Kencana adalah emas,wingka adalah pecahan genteng.Ungkapan tadi bisa diartikan bahwa sejelek apapun anak itu,bagi orang tuanya anak tersebut tetaplah sebuah emas.Atau dalam bahasa yang lebih gampang disebutkan anak adalah permata hati.

Entah jaman yang sudah berubah atau kondisi tekanan kehidupan yang semakin berat,nampaknya idiom di atas mulai sedikit terlupakan.Baru-baru ini di Depok ditemukan sebuah kasus yang menghebohkan,seorang Ibu,untuk memudahkan penyebutan disebut Sumanti, membakar anaknya dan memakannya.Di penghujung 2006 di Serpong pun ada kejadian serupa.Karena berselisih dengan suaminya seorang ibu nekat membakar anaknya.Untungnya kejadian tersebut cepat diketahui orang,sehingga si anak tersebut masih bisa diselamatkan.

Memang,ketika kasus ini mulai terkuak,diketahui bahwa Ibu Sumanti tadi diketahui menderita gangguan jiwa.Namun kalau ditelusuri lebih jauh ternyata banyak kasus-kasus kekerasan kepada anak yang ironisnya justru dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.Data anteve menyebutkan bahwa 80% kasus kekerasan terhadap anak dilakukan oleh ibu kandung.Jumlah kasusnya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah keseluruhan ibu-ibu yang melahirkan.Namun kecenderungan meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak belakangan ini tentunya melahirkan keprihatinan yang cukup dalam.

Wanita memang ditakdirkan untuk mengandung dan melahirkan.Meski bukan berarti bahwa si wanita bisa memiliki jiwa si anak sehingga bebas berbuat semuanya.Yang jelas sedikit banyak si lelaki juga turut berperan dalam kejadian ini.Seperti kasus Ibu Sumanti yang hamil ditinggal kabur oleh lelaki yang menghamilinya.Di telantarkan lelaki,keterbelakangan ekonomi,menjalin hubungan gelap adalah sedikit latar belakang mengapa kekerasan terhadap anak kandung bisa terjadi.Ketika sederet alasan itu melekat kepada kita,mata pun menjadi gelap dan hilang akal.Ternyata rasa tega itu demikian dekat adanya.