Photobucket - Video and Image Hosting catatan kecil birunya langit: Penginapan murah itu................

Sunday, October 29, 2006

Penginapan murah itu................

Percayakah anda terhadap iklan?Rasanya kebanyakan orang akan menjawab bahwa mereka tidak terlalu yakin dengan kebenaran sebuah iklan.Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa sekalipun iklan tidak dipercaya kebenarannya namun iklan telah berhasil mendorong orang untuk menggunakan produk yang diiklankan tersebut.

Karena tertarik dengan iklan itu pula,ketika seorang teman bersama keluarganya mampir ke Yogyakarta,maka saya sarankan untuk menginap di sebuah penginapan murah.Sebenarnya sangat banyak penginapan murah di kota ini.Namun karena tidak terbiasa menyambangi tempat penginapan,maka saya kurang tahu persis tempat dimana penginapan murah tersebut.

Setelah menemui teman saya dan keluarganya di kawasan Malioboro,maka teman tersebut saya bawa ke penginapan murah yang iklannya saya lihat sewaktu melewati tempat tersebut.Tertulis disitu “Penginapan murah Rp. 20.000,- semalam”.Cukup jauh memang dari kawasan Malioboro,namun kesan mahal kawasan Malioboro terhadap wisatawan lokal membuat teman saya tadi ciut nyalinya.Apalagi ditunjang banyaknya calo yang berkeliaran mencari komisi dari jasa menarik konsumen.Padahal calo-calo di kawasan Malioboro cukup sopan dan tidak berkelakuan layaknya calo tiket di terminal bus,namun tetap saja rasa takut kemahalan harga tetap menyeruak.Maklum saja anggaran mudik sudah memasuki lembaran-lembaran terakhir kertas bergambar bapak proklamator kita.

Maka dengan menggunakan sepeda motor saya menjadi pemandu jalan bagi teman saya sekeluarga.Beriringan kami menuju jalan Parangtritis,tempat dimana iklan penginapan murah tadi saya lihat.Ternyata tempatnya cukup luas,deretan penginapan terdiri dari dua lantai dengan masing-masing lantai ada 20 kamar layaknya tempat kost anak kuliah.Tak ada meja resepsionist layaknya sebuah penginapan,hanya ada ibu setengah baya yang menjadi penjaga penginapan tersebut.Setelah memilih kamar yang disukai,maka teman saya melakukan pembayaran.
“Tarifnya untuk yang kamar lantai atas Rp. 30 ribu per 12 jam”,kata ibu penjaga itu.Teman saya agak terkejut,maklum saja kami memasuki penginapan tersebut ketika jam baru menunjukkan pukul 2 siang.Jadi kalau hitungannya 12 jam,maka teman saya mesti chek out sekitar jam 2 dini hari nanti.

Saya jadi teringat bahwa iklan yang terpampang memang tidak mencantumkan kata “per hari” tapi “semalam”.Tidak membohongi tapi cukup menyesatkan.Didorong rasa tidak enak karena takut mengecewakan teman,maka saya berusaha menawar,”Teman saya kan ambil kamar banyak,jadi tolong jangan dihitung pas 12 jam,tolong diberi diskon”.
Rupanya kata-kata saya cukup mujarab,teman saya mendapat potongan harga cukup lumayan dan saya pun bisa tersenyum lega.Setidaknya saya cukup sukses menjadi pemandu wisata dadakan.

Ketika keluar dari tempat tersebut,saya banyak melihat pasangan muda yang berdatangan.Saya pikir mereka mengunjungi teman yang sedang menginap tempat tersebut.Ternyata dugaan saya meleset.Malamnya teman mengirim sebuah pesan pendek,”Sha,penginapannya banyak jablaynya,lo sering menginap di sana ya..?”.Belum selesai saya baca sudah ada lagi pesan pendek yang masuk,”Anak-anak gw suruh di dalam kamar,habis di luar banyak yang berpelukan sambil cekikikan”.Saya tidak tahu mesti menjawab apa.Memang kebanyakan penginapan murah mencari penghasilan dengan menyewakan kamarnya untuk pasangan yang menginap secara short time.Dimana-manapun begitu adanya,entah di Jakarta,entah di Yogya.