Photobucket - Video and Image Hosting catatan kecil birunya langit: Lebaran,musimnya bagi-bagi uang..............

Sunday, October 22, 2006

Lebaran,musimnya bagi-bagi uang..............

Hari raya idul fitri yang disebut juga hari kemenangan dimaknai sebagai kemenangan kaum muslimin dalam mengekang hawa nafsu melalui ibadah puasa dan kembali ke fitrah suci sebagai manusia.Hari raya kemenangan tentu saja dirayakan dengan suka cita.Meskipun tidak ada korelasi langsung,namun perayaan hari kemenangan itu juga ditandai dengan baju baru,celana baru dan sajian makanan khas hari raya.Semuanya bermuara kepada sebuah tujuan agar hari raya yang dirayakan lebih semarak.

Entah siapa yang memulai,tapi hari raya juga identik dengan bagi-bagi uang.Ketika saya masih kecil,hal yang selalu saya nanti-nantikan adalah saat bersilaturahmi ke kerabat.Pada saat itulah ketika bapak dan ibu saya berpamitan pulang,maka kerabat tadi memberikan sedikit receh untuk saya.Ketika saya masih kecil,uang receh tersebut cukup besar bagi saya.Apalagi kalau uang receh itu dijumlahkan dengan yang saya dapa di kerabat-kerabat lain.

Di perusahaan pun demikian adanya.Ketika hari raya tiba,maka kantor mengeluarkan sejumlah uang insentif yang diberi nama tunjangan hari raya.Besarnya bervariasi tergantung kepada kemampuan keuangan masing-masing perusahaan.Namun ternyata,bukan hanya karyawan perusahaan yang bersangkutan saja yang ingin mendapatkan uang tunjangan hari raya.Sejumlah orang juga merasa punya hak untuk mendapatkannya.Meski orang tersebut tidak mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut,namun dengan sejumlah alasan maka orang tersebut pun merasa punya hak untuk mendapatkan uang tunjangan hari raya.

Seperti juga yang terjadi di kantor tempat saya bekerja.Menjelang lebaran,sejumlah orang dating ke kantor saya untuk meminta uang THR.Masing-masing punya kepentingan tersendiri.Ada yang mengatasnamakan RT,RW,Karang Taruna bahkan –maaf-aparat kelurahan.Mereka datang silih berganti.Terkadang diselingi pemandangan lucu,seseorang datang dengan muka kusut,mata merah dan dari mulutnya tercium bau alcohol,datang untuk meminta uang THR.Mereka menyebut dirinya sebagai orang yang membantu mengamankan lingkungan kantor tempat saya bekerja.Ujung-ujungnya pihak HRD yang memang ditugaskan kantor untuk menangani hal tersebut menjadi kewalahan.

Banyak sasaran yang bisa dimintai uang tunjangan hari raya selain kantor-kantor.Agen penjual tiket yang dianggap kelimpahan rejeki dari mereka yang mudik pun tak luput dari sasaran.Ketika saya tengah menunggu bus yang akan mengantar saya mudik di sebuah agen penjual tiket,nampak gadis penjual tiket itu sedang menyiapkan sejumlah amplop.Secara iseng saya bertanya,”Mbak,memang mau kondangan?Kok banyak benar amplop yang disiapkan?”.Gadis penjual tiket itu tersenyum lebar,”Bukan,Mas.Ini persiapan untuk orang-orang berseragam yang datang”.Gadis itu memasukkan selembar uang 50 ribuan ke masing-masing amplop.Meski gadis itu memasukkan uang tadi dengan cara menyembunyikan tangannya di bawah meja,tetap saja terlihat oleh saya,maklum saya berdiri persis di samping gadis itu.

Dan benar,tak selang berapa lama ada “orang-orang yang berseragan” yang datang.Mereka berbasa-basi sebentar dan ketika gadis itu mengulurkan amplop tadi,mereka pun pergi dengan senyum lebar.Dan rupanya cara memberikan uang tersebut pun tidak perlu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.Sejumlah orang yang berdiri di dekat saya tahu benar kalau orang-orang berseragam tadi menerima salam tempel dengan amplop mengintip di telepak tangan.Silih berganti orang-orang itu datang.Dan rupanya seragam yang dipakai pun bermacam-macam.Kalau sehari saja datang 20 orang berseragam,wah,banyak juga uang yang mesti disiapkan oleh agen penjual tiket tersebut.

Meminta sesuatu tentu harus dengan sejumlah alasan.Namun ada juga yang meminta sesuatu tanpa alasan.Seperti sejumlah preman yang gampang meminta uang dengan mencegat orang di jalan.Tak ada hak khusus dari preman itu untuk meminta uang kepada orang-orang di jalan.Dengan sedikit gertakan,maka biasanya orang menjadi ketakutan lalu buru-buru menyerahkan sejumlah uang yang diminta.Lalu,apakah orang-orang yang berseragam tadi seperti para preman juga?Tentu saja tidak.Orang-orang yang berseragan tadi tidak perlu menggertak kepada agen penjual tiket tadi.Hanya perlu sedikit menyeringai lebar,maka agen penjual tiket pun menjadi maklum adanya.Kata gadis penjual tiket itu,”Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.Sekedar sedekah,Mas”.Lagi – lagi gadis itu tertawa lebar.Sedekah?Bukankah mereka tidak termasuk golongan fakir miskin?.Atau justru mereka memiskinkan dirinya sendiri dengan tingkah lakunya tersebut?