Photobucket - Video and Image Hosting catatan kecil birunya langit: Bus "Sumber Alam"

Friday, October 20, 2006

Bus "Sumber Alam"


Tanpa sadar saya menarik nafas panjang,ketika gadis penjual tiket bus jurusan Jakarta – Yogyakarta itu menyebutkan sejumlah angka.Sudah di duga dari tahun ke tahun harga selembar tiket bus menjelang lebaran akan merangkak naik.Meski demikian masih saja saya terkaget-kaget.Ketika sebagian masyarakat memilih mudik menggunakan sepeda motor,angkutan umum khususnya bus masih saja menerapkan kebijakan tiket mahal yang besarnya dua kali lipat dari hari biasa.Padahal pemerintah mengatur bahwa kenaikan ongkos angkutan umum tidak boleh melebihi kisaran yang telah ditentukan.

Di jalur selatan jurusan Jakarta – Yogyakarta ada sebuah perusahaan angkutan umum yang menjadi favorit masyarakat.Perusahaan tersebut adalah PO “Sumber Alam”.Dilihat dari fisik busnya,maka bus-bus yang dimiliki perusahaan angkutaan ini tidak tergolong istimewa.Keistimewaan bus ini adalah,ketika pada hari lebaran dimana angkutan bus lain cenderung menaikkan harga tiket 2 kali lipat dari harga hari biasa,maka bus Sumber Alam lebih senang menaikkan harga tiketnya sesuai rumusan yang di buat pemerintah.

Entah bagaimana rumusan yang dibuat oleh PO Sumber Alam,yang jelas PO Sumber Alam mampu melakukaan itu,dan tentunya PO Sumber Alam tidak merugi hanya karena menaikkan harga sesuai anjuran pemerintah.Sementara perusahaan angkutan umum yang lain cenderung membabi buta ,PO Sumber Alam lebih berani untuk tidak menaikkan harga semaunya.Dan yang mengherankan kebijakan dari pimpinan PO Sumber Alam ini ditaati para awak bus.Tidak pernah ditemukan awak bus meminta ongkos tambahan di atas bus,seperti yang sering terjadi selama ini.

Kalau PO Sumber Alam bisa menjual tiket angkutan umum sesuai dengan tuslag yang dibuat oleh pemerintah,kenapa PO yang lain tidak bisa melakukaan hal yang sama?Padahal efek dari tingginyaa tiket angkutaan umum jelang lebaran ini mestinya sudah dirasakan oleh para pemilik perusahaan bus.Lebaran kali ini penumpang bus turun tajam dikarenakan para pemudik lebih memilih mudik menggunakan sepeda motor yang ongkosnya lebih murah dibandingkan menggunakan bus.Mungkin pemilik perusahaan bus menunggu saat dimana tiba waktunya masyarakat mulai enggan menggunakan bus untuk mudik lebaran dan pada saat itulah para pemilik bus baru mau mengikuti tuslag yang dibuat pemerintah.