Photobucket - Video and Image Hosting catatan kecil birunya langit: December 2006

Friday, December 22, 2006

Pertikaian nan tak kunjung padam....................

Kata Bang Iwan Fals dunia politik penuh dengan intrik.Selain itu dunia politik bisa jadi juga lekat dengan pertikaian.Apalagi kalau sudah menyangkut urusan kekuasaan,gontok-gontokan bahkan pertumpahan darah bukan sebuah hal yang ditabukan.Benar kata Hajriyanto Y Thohari,mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, dalam salah satu kolomnya di harian Kompas beberapa waktu silam,”seribu satu definisi tentang partai politik toh pada ujungnya adalah sebuah kekuasaan yang dicari”.

Kalau kemudian sejarah perpindahan kekuasaan di Indonesia sering tidak berjalan dengan mulus,mungkin juga berkaitan dengan ambisi berkuasa yang berlebihan tadi.Presiden Soekarno turun dari kursi kepresidenan setelah pidato pertanggungjawaban yang dikenal dengan “Nawaksara” ditolak oleh MPRS.Setali tiga uang dengan Presiden Soeharto yang lengser oleh tuntutan massa setelah negara kita berdarah-darah oleh kerusuhan dan tidak berdaya dihajar krisis ekonomi.Hal yang kurang lebih sama terjadi kepada Presiden BJ Habiebie dan Gus Dur.

Nampaknya hal tersebut sangat disadari oleh politisi lokal di Depok.Sejarah merupakan sarana pembelajaran.Dan kalaupun kemudian anggota DPRD Depok mengajukan interpelasi yang bertujuan melakukan pemecatan terhadap Walikota Depok,Nur Mahmudi Ismail,rupanya para politisi lokal di Depok berambisi memperpanjang daftar proses perpindahan kekuasaan secara paksa di negara kita yang sebenarnya tidak elok itu.Padahal kondisinya jelas jauh berbeda,kalau Presiden yang dijatuhkan seperti contoh diatas adalah dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum tak langsung,sementara Nur Mahmudi Ismail terpilih melalui produk perundangan yang melakukan pemilihan umum secara langsung.

Boleh jadi ini semua merupakan buah rivalitas antara Nur Mahmudi Ismail dan partainya di satu pihak dengan Badrul Kamal dan partai pendukungnya di pihak lain.Seperti diketahui proses pemilihan walikota Depok diwarnai kericuhan.Kemenangan Nur Mahmudi Ismail di pilkada Depok dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat.Baru setelah naik banding,Nur Mahmudi Ismail diputuskan oleh MA sebagai pemenang Pilkada Depok.

Jarkoni yang pada dasarnya “isa ujar” tapi “ora isa nglakoni” alias “omdo” ini pun merasa penasaran.Seperti biasanya dia senang bertanya kepada saya,padahal sebenarnya saya pun tidak lebih mengerti dibandingkan dia.
“Mas,kenapa orang tidak merasa lelah untuk bertikai?”,kata Jarkoni.
Karena saya belum bisa membaca arah pembicaraannya,saya pun menjawab sekenanya,
“Mungkin karena dia seorang jagoan yang paling jago,jadi bertikai dimanapun juga pasti dia merasa akan menang”,jawab saya.
“Kalau begitu para anggota DPRD Depok itu jagoan semua,buktinya mereka tidak lelah bertikai,padahal sebenarnya saya menunggu kabar gembira dari para anggota dewan.Kabar yang benar-benar menggembirakan buat rakyat banyak,bukan sekedar kabar mengenai para anggota dewan yang sering mangkir menghadiri sidang,atau anggota dewan yang tertangkap sedang nyabu di kamar hotel,atau anggota dewan yang tertangkap basah berselingkuh,atau anggota dewan yang melakukan korupsi atau anggota dewan yang bersitegang di koran dan tv memperdebatkan sebuah undang-undang yang dasar perdebatan tadi lebih kepada sejauh mana partainya mendapatkan keuntungan.Kok lama-lama bikin bosan ya,Mas?”.

Jarkoni masih saja berbicara panjang lebar.Terlalu banyak menonton tv membuat Jarkoni melahap berita-berita yang sebenarnya sangat membosankan.Saya teringat,ketika Sys NS mendirikan partai baru,Partai Negara Kesatuan Republik Indonesia,kalau tidak salah.Partai ini diperuntukkan buat kaum muda,maka ketika dideklarasikan,partai ini meimlih tempat sebuah Pusat Perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan.Ketika itu Sys NS berucap-seperti yang pernah saya baca di Kompas-bahwa partai ini ingin merangkul anak muda,agar anak muda tidak takut dengan partai politik.Namun,seperti juga yang Jarkoni rasakan,sebenarnya anak muda atau siapapun dia tidak takut dengan partai politik.Yang justru ditakutkan adalah kelakuan politikusnya yang suka aneh-aneh dan berperilaku di luar kendali.

“Mas,anggota DPR itu kalau bertikai kok kompak ya?.Lihat saja,kalau pas pembahasan perundangan pasti banyak yang mangkir dari sidang,giliran urusan pertikaian kekuasaan mereka begitu kompak dan semangat”,Jarkoni masih saja meneruskan omongannya.

Saya tidak segera mengiyakannya.Sejak kran reformasi dibuka dan kebebasan berpendapat dijunjung penuh maka perbedaan pendapat adalah sebuah kelaziman.Namun ketika pertikaian itu dengan melibatkan massa sehingga ketika sidang dibarengi berjubelnya massa yang pro dan kontra,seperti yang kita lihat di DPRD Depok,maka ada pertanyaan yang tersisa,sebenarnya mereka bertikai untuk siapa?Mungkin tidak ada perbedaan besar antara anggota DPRD Depok dengan petinju professional.Mereka sama-sama senang melakukan akrobatik perkelahian dan sama-sama menerima bayaran.

Wednesday, December 20, 2006

Entah kedok apa yang saya kenakan.................

Kecurangan dan tipu daya telah ada semenjak jaman dahulu.Kitab suci dari masa lampau banyak mengisahkan bagaimana Yahuza,salah seorang sahabat Nabi Isa as,berusaha memperdayai dan mengkhianati Nabi Isa as dengan memberitahukan keberadaannya kepada tentara Romawi.Bahkan jauh sebelumnya di masa orang pertama di bumi,Nabi Adam as,Qobil berusaha memperdayai Habil saudaranya sendiri agar persembahannyalah yang paling diterima Tuhan.Jadi kalau pun segenap tipu daya dan kecurangan ada sampai sekarang,itu merupakan benih masa lampau yang sekarang telah berkembang sedemikian rupa tehnik dan variasinya.

Entah sejak kapan persisnya saya menjadi begitu waspada.Setidaknya sebagai sebuah perisai agar saya tidak menjadi korban tipu daya dan kecurangan.Mungkin setelah berada di kota metropolitan inilah saya menjadi lebih berhati-hati.Kondisi lingkunganlah yang telah membentuknya.Ketika orang yang telah berkelakuan ramah terhadap saya,ternyata mempunyai maksud lain di balik keramahannya.Ketika teman seperjalanan dalam bus ternyata mencopet dompet kita.Ketika orang begitu gampangnya menyingkirkan etika dengan melakukan penipuan bahkan terhadap temannya sendiri.Ketika sebuah aktivitas diukur dari hasil akhir berupa uang tanpa memperdulikan aturan dan norma.

Sampai suatu saat ketika kewaspadaan dan sikap hati-hati saya setara dengan kondisi “siaga I”,saya menjadi gagal melihat ketulusan orang lain,ketika sebenarnya ketulusan itu benar-benar hadir di depan saya.Bermula dari rencana penjualan sebuah warnet di kawasan Yogya,adik saya menjadi salah satu pembeli yang paling serius dan paling berminat.Ketika transaksi pembelian itu berlangsung,saya kebetulan sedang berkunjung ke kota itu.Mengetahui hal tersebut, benak saya langsung dipenuhi dengan pikiran-pikiran untuk terhindar dari kecurangan sebuah transaksi penjualan.Sangat wajar sebenarnya,apalagi hal tersebut menyangkut uang yang tidak sedikit,setidaknya menurut saya.

Maka ketika transaksi tadi benar-benar terjadi dan sejumlah uang telah dikirimkan melalui mekanisme transfer,maka saya memaksa adik saya menemui si penjual untuk segera membuat semacam berita acara serah terima barang.
“Orangnya tinggal di luar kota,tidak mungkin membuat serah terima barang malam ini”,kata adik saya.
“Ini menyangkut uang yang tidak sedikit soalnya,jangan sampai uang sudah di transfer,mendadak orangnya kabur”,kata saya mencoba menyakinkan.

Mungkin sekedar untuk menenangkan saya,adik saya pun membawa saya menemui temannya yang memang dipercaya menangani transaksi tersebut.Dan memang benar mereka berteman akrab sejak lama,bukan kenal karena transaksi jual beli ini.Meski demikian saya masih saja belum percaya,toh sudah banyak kejadian seorang teman tega menipu temannya.Rupanya teman adik saya tersebut membaca kekhawatiran saya,
“Mas,setidaknya saya menunggu konfirmasi dulu dari pemiliknya,kalau transfer sudah diterima di rekeningnya,maka pagi-pagi kunci langsung saya serahkan”.

Dan ketika pagi-pagi kunci itu benar-benar diantar ke rumah,saya merasa gagal membedakan ketulusan dan kepura-puraan.Entah apakah kepekaan saya terhadap ketulusan sudah berkurang ataukah karena sedemikian terbiasanya melihat sebuah kepura-puraan.Ketika sebuah penampilan hanyalah kamuflase lain dari sebuah maksud dan tujuan,maka saya menjadi terbiasa melihat seolah-olah setiap orang hadir dengan kedoknya masing-masing.Adik saya masih saja berbincang dengan temannya tadi.Masih ada ketulusan sebuah persahabatan yang hadir diantara mereka.Apa adanya dan tanpa kedok-kedok yang menutupinya.Saya meraba muka saya,jangan-jangan justru saya yang hadir berkedok diantara mereka.Jangan-jangan saya yang telah melupakan luhurnya sebuah ketulusan terkubur sikap skeptis dan sinisme sebuah perilaku.Jangan-jangan saya pun telah pintar berpura-pura….

Thursday, December 14, 2006

Peraturan.....................

Sebuah peraturan baru terkadang mengagetkan.Mengagetkan karena belum terbiasa melaksanakan dan bisa juga mengagetkan karena tidak mengerti apa tujuan dari peraturan itu dibuat.Seperti belum lama berselang,ketika aturan sepeda motor mesti menyalakan lampu disiang hari baru saja diberlakukan,banyak hal yang membuat orang bertanya-tanya.Bahkan karena ketidaktahuannya bisa-bisa pikirannya dipenuhi rasa curiga.Seperti juga pertanyaan yang diajukan seorang teman,
“Mas,peraturan baru kok aneh ya?Masa mengendarai motor siang hari kok mesti menyalakan lampu.Ini pasti ada kaitannya dengan pemasaran accu motor.Pasti ada pejabat pemerintah yang menjadi komisaris di perusahaan accu dan ingin meningkatkan penjualan accu”.

Saya tertawa mendengar alur pikirannya,sebuah alur pikiran yang penuh kecurigaan.Mungkin tingkat kepercayaan kepada pemegang kebijaksanaan memang berada pada titik nadir,sehingga setiap keputusan selalu dipahami sebagai “bancakan proyek”.Yang saya tahu dari koran,peraturan itu diberlakukan agar pengendara mobil lebih bisa memperhatikan pengendara motor yang ada di sampingnya karena efek pantulan lampu yang terpantul di kaca spion mobil.Entah,apakah menyalakan lampu siang hari memang mendatangkan sebuah manfaat,yang jelas bolam sepeda motor saya sering putus karenanya.

Teringat sebuah perbincangan di stasiun radio,saya tergelitik untuk menggodanya,”Sebenarnya menyalakan lampu di siang hari itu merupakan sebuah polling untuk masyarakat.Siapa yang setuju dengan poligami,maka mereka wajib menyalakan lampu motornya,sementara yang tidak setuju boleh untuk tidak menyalakan lampu motornya”.

Ketika teman saya tadi menanggapi perkataan saya tadi dengan serius,saya menjadi tidak berselera untuk melanjutkan pembicaraan,lha wong saya sekedar guyon.

Teman saya yang satu ini memang sangat getol untuk membicarakan peraturan.Baginya peraturan selain mesti mendatangkan manfaat juga mesti dijalankan dengan penuh keadilan.Maka ketika membaca penggerebekan sejumlah hotel Melati yang merebak belakangan ini,teman saya ini melontarkan pendapatnya,
“Coba mas pikir,masa ada orang ML di kamar hotel kok di tangkap.Kan sudah benar mereka melakukan aktifitas ML di kamar hotel.Kalau melakukan aktifitas sexual di kamar hotel tidak boleh,memangnya orang mesti melakukan aktifitas sexual di kebun atau semak-semak”.
“Lho,mereka kan pasangan bukan suami isteri.Lagi pula bisa jadi perempuan tersebut adalah seorang PSK”,jawab saya.
“Melakukan aktifitas sexual di kamar itu bukan sebuah kesalahan,justru itu yang benar.Yang salah adalah,mengapa pihak pengelola hotel mengijinkan mereka untuk menginap.Kalau memang pasangan bukan suami isteri dianggap bersalah karena melakukan aktifitas sexual di hotel,mestinya hotel juga harus dikenakan sanksi”,teman saya semakin ngotot memberikan argumentasinya.

Saya manggut-manggut mencoba memahami jalan pikirannya.Pada kenyataannya meski beberapa kali ada pasangan bukan suami istri tertangkap di sebuah hotel,pihak pengelola hotel sepertinya tidak menanggung sanksi itu.

Tentunya peraturan dibuat dengan tujuan ketertiban yang berkeadilan.Efek jera didapatkan dengan sanksi yang setimpal.Masalahnya bagaimana peraturan itu mengatur banyak pihak yang terkait.bukan hanya salah satu pihak belaka.Belum lagi dalam pelaksanaan di lapangan yang memungkinkan terjadinya penyeleweangan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.Akhirnya ketertiban tidak didapat malah justru menimbulkan masalah baru.

Belum lama berselang,setelah lebaran berakhir pemerintah DKI Jakarta dan daerah penyangganya merasa khawatir akan kebanjiran para pendatang dari luar daerah.Dalih dari kehawatiran itu adalah kedatangan para pendatang dalam jumlah besar hanya akan mendatangkan masalah sosial baru meningkatnya pengangguran,kriminalitas,kemiskinan dan banyak yang pada intinya mendatangkan masalah bagi daerah tujuan.Untuk mengantisipasi itu maka diadakanlah razia KTP dan bagi mereka yang tidak mempunyai KTP DKI maka mereka akan dipulangkan kembali ke daerah asalnya.

Mengetahui hal tersebut,teman saya tadi pun mengeluarkan protesnya,meskipun mungkin hanya dilontarkan kepada saya yang jelas-jelas tidak punya kewenangan apapun.
“Mas,coba lihat”,katanya sembari menyodorkan sebuah koran nasional,”masa sekedar datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan saja mesti kucing-kucingan dengan petugas tramtib?”.

Saya terdiam,terbayang keadaan di daerah yang sedang dilanda kemarau panjang.Tak banyak yang bisa dikerjakan di tengah kemarau panjang itu.Sepanjang perjalanan terlihat sawah-sawah dibiarkan tanpa tanaman secuilpun,bahkan karena tak kunjung terkena siraman air,sawah-sawah itu menjadi retak meninggalkan garis berkelok-kelok.Mungkin karena hal seperti itulah mereka pergi ke Jakarta meskipun tak jelas benar akan bekerja apakah setelah sampai di Jakarta.
“Jakarta kan bagian Indonesia juga,masa tidak diperbolehkan mencari pekerjaan di Jakarta?”,lanjut teman saya yang mengagetkan saya dari sebuah lamunan.
“Yah,Jakarta juga bagian dari Indonesia bukan bagian dari Malaysia”,jawab saya pendek.Meskipun kalau soal perlakuan terhadap warga pendatang kurang lebih sama.

Tuesday, December 12, 2006

Sekali lagi tentang poligami............................

Belakangan poligami ramai dibicarakan orang,dari yang pro sampai yang kontra.Meskipun sama-sama mengandung kata “poli”,poligami ini berbeda makna dengan polifonik apalagi dengan poliklinik.Kalau polifonik masa keemasannya sudah lewat seiring dengan hadirnya nada dering true tone dan lagu dalam format MP3,maka poligami di era 3G ini justru makin menarik dibicarakan meskipun sekaligus juga mengundang perdebatan.Sangat menarik karena poligami membuka peluang lelaki untuk mengkoleksi wanita menjadi istrinya,mengundang perdebatan karena banyak yang mengkhawatirkan efek negatifnya.

Berabad silam,Rasulullah SAW juga melakukan poligami.Ada alasan khusus mengapa Rasullulah melakukan poligami. Dalam kitab Ibn al-Atsir, poligami yang dilakukan Nabi adalah upaya transformasi sosial (lihat pada Jâmi’ al-Ushûl, juz XII, 108-179). Mekanisme poligami yang diterapkan Nabi merupakan strategi untuk meningkatkan kedudukan perempuan dalam tradisi feodal Arab pada abad ke-7 Masehi. Saat itu, nilai sosial seorang perempuan dan janda sedemikian rendah sehingga seorang laki-laki dapat beristri sebanyak mereka suka.Pada waktu itu lelaki bisa menikahi perempuan sesukanya,dengan poligami yang dilakukannya Rasulululah mengkritik perilaku poligami tanpa batas,perilaku sewenang-wenang laki-laki terhadap perempuan dan menegaskan keharusan berlaku adil dalam poligami.

Poligami yang dilakukan Rasullulah SAW adalah dalam kerangka perlindungan terhadap janda korban perang yang memiliki anak-anak yatim. Dengan menelusuri kitab Jami’ al-Ushul (kompilasi dari enam kitab hadis ternama) karya Imam Ibn al-Atsir (544-606H), kita dapat menemukan bukti bahwa poligami Nabi adalah media untuk menyelesaikan persoalan sosial saat itu, ketika lembaga sosial yang ada belum cukup kukuh untuk solusi.

Lalu apakah semangat poligami dalam konteks kekinian masih senafas dengan poligami yang dilakukan Rasullulah SAW?Entahlah, yang jelas memang banyak public figure yang melaksanakan poligami. DR. Hamzah Haz ( Mantan wakil Presiden ),AM Fatwa ( Wakil Ketua MPR ),KH. Noer Isqandar SQ ( Ponpes Ashidiqiyah ),pelawak Kiwil,Mamik Prakoso,Komar dan tentu saja Puspo Wardoyo,pemilik Rumah Makan Ayam Bakar “Wong Solo” yang sangat getol mengkampanyekan hidup berpoligami,adalah sebagian kecil pelaku poligami.Bahkan belum lama berselang sebuah koran memberitakan Meggi Z berpoligami dengan menikahi gadis berusia 20 tahun.

Ada benang merah yang terputus antara kejadian di masa lampau dengan apa yang terjadi di masa kini.Kalau Rasullulah SAW melakukan poligami dalam rangka sebuah misi sosial dengan tujuan menyantuni janda dengan anak-anak yatim yang dibawanya agar lebih terangkat harkat dan martabatnya.Maka poligami di era sekarang menjadi lebih bernuansa lain,maklum saja kondisi masyarakat jaman Rasulullah dan sekarang sangatlah berbeda.Namun berhubung masyarakat kita “terlampau religius”,meski kondisi dan keadaanya lain,toh bagi sebagian orang poligami tetap harus dijalankan meskipun tidak lagi senafas dengan apa yang dilakukan Rasullulah SAW.

Padahal Rasulullah sendiri menolak poligami ketika poligami tidak berada pada proporsi yang sebenarnya.Sebuah hadits diriwayatkan para ulama hadis terkemuka: Bukhari, Muslim, Turmudzi, dan Ibn Majah mengesahkan,Nabi SAW marah besar ketika mendengar putri beliau, Fathimah binti Muhammad SAW, akan dipoligami Ali bin Abi Thalib RA. Ketika mendengar rencana itu, Nabi pun langsung masuk ke masjid dan naik mimbar, lalu berseru: "Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi tidak akan mengizinkan. Sungguh tidak aku izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku, kupersilakan mengawini putri mereka. Ketahuilah, putriku itu bagian dariku; apa yang mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang menyakiti hatinya adalah menyakiti hatiku juga." (Jâmi’ al-Ushûl, juz XII, 162, nomor hadis: 9026).

Bahkan seorang Rasulullah yang dilebihkan oleh Alloh SWT dengan kemampuan menahan hawa nafsu yang melebihi manusia pada umumnya pun masih bisa terganggu perasaannya apabila ada sesuatu hal yang mengganggu perasaan putrinya.Menjadi mengherankan apabila ada seseorang berjuang untuk ikhlas agar suaminya bisa berpoligami karena keyakinan sebuah ajaran agama,sedangkan Nabi SAW sendiri melarang putrinya di poligami.

Kalau kita menelusuri perdebatan tentang poligami di televisi,ada beberapa kesan yang timbul,setidaknya kesan di benak saya :

1. Poligami dianggap sebagai sesuatu yang ideal karena dikaitkan dengan sunah nabi.Karena dianggap ibadah yang hebat dan ideal maka terkesan berpoligami harus dilakukan meskipun terasa berat.Kesan itu timbul setidaknya dari pernyataan seorang istri yang beberapa waktu lalu hendak dipoligami oleh suaminya yang menyatakan bahwa meskipun berat mesti dijalani dengan ikhlas karena keyakinan sebuah ajaran,seolah tidak ada ruang baginya untuk menolak.Atau seolah isteri menolak dipoligami adalah sebuah dosa.Ketika diakhir wawancara di tv tersebut sang isteri minta doa dari pemirsa,kita tahu ada sedikit ganjalan di hatinya.

2. Ketika poligami masuk sebagai sebuah wacana ibadah,maka menjadi peluang bagi sang suami untuk memaksakan kehendaknya agar sang isteri bersedia di poligami.Maka hal ini berpotensi terjadi penyelewengan dan penindasan laki-laki terhadap perempuan mengatasnamakan ajaran agama.Parahnya lagi faham tadi diperkuat dengan pernyataan bahwa seolah-olah wanita mencapai taraf wanita salehah kalau bersedia dipoligami.

3. Poligami merupakan perlambang dominannya laki-laki terhadap ketidakberdayaan perempuan.Ketidak berdayaan ini bisa berupa ketergantungan secara ekonomi terhadap laki-laki.Ketidakberdayaan ini pula yang menjadi penyebab perempuan terjebak dalam sebuah kondisi yang sebenarnya tidak mampu dihindarinya meski dalam hati sebenarnya ingin menolak.Dalam bahasa artis Hj. Sitoresmi Prabuningrat (pelaku poligami ) dikatakan resep keikhlasan itu berawal dari sebuah keterpaksaan.

4. Poligami dikatakan sebagai terapi agar terhindar dari zina,padahal seorang berzina atau tidak tergantung dari seberapa jauh seseorang tersebut memegang ajaran dan moral agama.Tidak ada jaminan bahwa seseorang yang beristri 4 lantas tidak berbuat zina.

Maka poligami bukanlah sebuah hal yang hebat.Poligami juga bukan sesuatu yang ideal.Poligami adalah sesuatu yang sangat biasa.Hebatnya poligami barangkali terletak kepada bagaimana seorang pria bisa menikahi dan mencari banyak wanita,sedangkan ada seorang pria mencari satupun tidak bisa.

Poligami baru ideal dan mungkin mendapatkan manfaat lebih banyak dan mendatangkan pahala dari Tuhan bila itu dalam kerangka menyantuni janda miskin dengan anak yatimnya,menolong wanita yang telah melewati umur ideal pernikahan tapi tak kunjung mendapatkan jodoh.Di luar itu semua,poligami tak lebih dari upaya untuk mengkoleksi wanita.Rasanya menjadi aneh kalau ada yang mengkampanyekan poligami.Kalau semua orang melakukan poligami secara membabi buta,tidak akan terbayang kerepotannya.Poligami kok dikampanyekan……

*Disarikan dari "Benarkah Poligami Sunah?" oleh Faqihuddin Abdul Kodir Dosen STAIN Cirebon dan peneliti Fahmina Institute Cirebon, Alumnus Fakultas Syariah Universitas Damaskus, dengan tambahan pengembangan.*

Friday, December 08, 2006

Menampar wajah bersama Tukul................

Tidak banyak acara TV yang menarik perhatian saya.Hanya siaran langsung Liga Inggris di TV7 saja yang bisa membuat saya bertahan berjam-jam di depan TV dan merasa sayang untuk melewatkannya.Apalagi jika team kesayangan saya,Manchester United bertanding,mungkin saya lebih baik melewatkan acara lain dari pada mesti meninggalkan pesona Ryan Giggs dan Cristiano Ronaldo meliuk-liuk membawa bola.

Acara yang lainnya secara sporadis saya ikuti seperti talkshownya Andy F. Noya di Metro TV.Liputan 6 di SCTV,meski berita yang diwartakan lebih banyak berita buruk dari pada berita baiknya,toh memang begitu keadaan kita sekarang.Tak ketinggalan juga acara film-film di Trans TV dan TV7,meski filmnya adalah film ulangan yang sudah berkali-kali diputar di layar TV,toh lumayan juga untuk sekedar tontonan pengantar tidur.Dari sekian stasiun TV lama,hanya Indosiar saja yang tidak pernah saya tonton secara penuh.Sejak Republik BBM lengser,rasanya tidak ada acara di Indosiar yang masuk kategori menarik,setidaknya menurut saya sendiri.

Belakangan acara TV kegemaran saya bertambah lagi.Di TV 7 ada sebuah acara talk show yang dipandu Tukul Arwana.Mulanya acara ini tidak begitu menarik perhatian saya.Dalam pikiran saya acara ini mungkin tak beda jauh dengan acara yang menampilkan gossip-gosip selebriti kita.Baru setelah acara ini ditayangkan 4 kali dalam seminggu,sebuah pertanda bahwa rating acara ini cukup baik dan mendatangkan slot iklan yang banyak,saya merasa penasaran ingin menyaksikan acara tersebut.Ternyata acara ini semarak,penuh canda dan ger-geran dari awal sampai akhir.

Jangan dibandingkan dengan dengan acara Kick Andy yang dipandu Andy F. Noya.Kalau dalam acara Kick Andy topik yang dibahas adalah topik yang serius,maka dalam acara Empat Mata topik yang diajukan adalah topik yang ringan.Meski setiap menjelang jeda iklan Tukul selalu mengatakan,”Kita kupas lebih dalam lagi setelah yang satu ini……”,pada dasarnya Tukul tidak pernah benar-benar mengupas topik secara mendetail dan lebih dalam.Yang ada justru candaan antara Tukul dengan bintang tamu dan juga penonton di studio.


Sumber kelucuan adalah keluguan Tukul yang gagap teknologi,”wong ndeso” yang sok suka ngomong Inggris meski dengan lafal yang salah dan juga noraknya Tukul terhadap bintang tamu perempuan yang cantik. Ketika Tukul keluar tingkah polahnya yang “ndheso”,maka penonton di studio akan serentak berteriak,”Huuuuuu…..wong ndheso”.Dan biasanya Tukul akan membalas meledek penonton dengan uacapan serupa. Disamping itu celetukan-celetukan spontan Tukul juga terasa menyegarkan.Meskipun saya agak menyesalkan atas eksploitasi bibir panjang Tukul yang terasa sangat berlebihan.

Dalam melontarkan pertanyaan Tukul dipandu oleh seseorang yang bernama Tya melalui sebuah laptop,maka celetukan,”Kita kembali ke laptop”,sangat populer di acara itu.Ketika seorang bintang tamu menggoda Tukul dengan menutup laptop yang biasanya laptop masuk modus stand by,Tukul menjadi kebingungan ketika laptop dibuka tak kunjung menyala.

Tukul juga sangat senang menggunakan kata-kata dalam bahasa Inggris,ucapan “Silent,please”,menjadi ucapan rutin ketika penonton tak kunjung berhenti tertawa.Dan dengan PD nya Tukul mengucapkan kalimat ,”Empat Mata fish to fish”,sampai Indi Barends,yang menjadi bintang tamu kala itu ,tertawa terkekeh-kekeh.Mungkin yang dimaksudkan adalah “Empat Mata face to face”,dan waktu itu Indi Barends juga memberikan koreksi demikian.

Mungkin kita akan menganggap keluguan Tukul sebagai “wong ndheso” sengaja dieksploitasi oleh produser.Meskipun dalam keseharian mungkin Tukul tidaklah seperti itu.Padahal kalau kita mau sedikit merenung,apa yang ditampilkan Tukul adalah potret telanjang kita semua.Kalau Tukul yang gaptek menjadi sedikit bergaya dengan laptop yang baru dikenalnya,maka banyak juga dari kita yang menjadi norak karena mempunyai HP berkamera sampai making love bersama pacar pun mesti direkam.Kalau Tukul sok keinggris-inggrisan,maka banyak juga dari senang dengan gaya keinggris inggrisan meski terkadang tidak pada tempatnya.Kalau Tukul keluar noraknya dengan punya keinginan menyentuh dan melakukan cium pipi dengan bintang perempuan cantik,maka banyak juga dari kita yang tak bisa menahan diri ingin memiliki perempuan cantik lagi meski di rumah sudah beristri dan mempunyai anak banyak.

Tukul memang “wong ndheso” yang lugu namun Tukul setidaknya jujur mengekspresikannya.Sekali waktu Tukul mengucapkan sebuah kata dalam bahasa Jawa yang sebenarnya kasar,”nggragas (Ind : serakah )”,sebenarnya itulah yang banyak terjadi saat ini.”Nggragas” dalam mencari rejeki,”nggragas” dalam mengejar jabatan dan karier,”nggragas” nafsu syahwatnya sehingga melupakan etika.Keadaan memang terkadang mengaburkan logika dan pertimbangan.Namun sekali waktu perlu rasanya kita bercermin melihat secara seksama diri kita sendiri,mungkin bayangan Tukul ada di cermin kita.

Thursday, December 07, 2006

Arus bawah & akar rumput.............

Arus bawah dan akar rumput,dua kata ini begitu populer ketika masa reformasi.Keduanya merujuk hal yang sama yaitu masyarakat kalangan bawah yang merupakan bagian terbesar di negara kita.Maka kalau di pemilu-pemilu yang lalu para politisi mengatakan akan memperjuangkan suara arus bawah dan akar rumput,maka yang dimaksud adalah memperjuangkan aspirasi masyarakat kalangan bawah.Maka di kemudian hari dalam penentuan calon anggota DPR,kita juga mengenal istilah kader partai akar rumput atau kader partai jenggot.Kader partai akar rumpur berarti kader partai yang berasal dari usulan arus bawah atau masyarakat bawah.Sedangkan kader partai jenggot adalah kader partai berdasarkan usulan para pemimpin partai politik.

Entah masuk dalam kategori apakah Yahya Zaini?Apakah kader partai akar rumput ataukah kader partai jenggot?Yang jelas sosok ini tidak begitu terkenal di kalangan bawah.Di Partai Golkar masyarakat lebih familiar dengan nama Priyo Budi Santrosa,Yasril Ananta Baharudin dan tentu saja Agung Laksono.Namun melihat jabatannya sebagai sekretaris Fraksi Partai Golkar,tentu kita tahu bahwa pastinya Yahya Zaini ini bukanlah orang sembarangan.

Sebagai mantan Ketua HMI di era 90-an,bisa dimaklumi kalau Yahya Zaini mempunyai banyak koneksi.Seperti kita ketahui setelah ICMI berdiri,sebuah pertanda bahwa Presiden Soeharto ingin merangkul kubu Islam,maka susunan keanggotaan DPR dipenuhi oleh aktivis-aktivis Islam.Maka pada saat itu dikenallah sebuah istilah “DPR Ijo Royo-royo”,merujuk kepada banyaknya aktivis Islam yang duduk di badan legislatif.Dan Yahya Zaini pun masuk dunia politik melalui pintu tersebut,meski tidak melalui jaklur ICMI.Sejak Akbar Tanjung,yang juga mantan Ketua HMI,masuk Golkar.Maka di kemudian hari banyak aktivis HMI yang mengikuti jejak Akbar Tanjung masuk Golkar termasuk Yahya Zaini,selebritis dadakan kita ini.

Nyatanya Yahya Zaini gagal memaknai aspirasi arus bawah dan suara akar rumput yang dijanjikan partainya akan diperjuangkan dalam kampanye janji-janji pemilu.Mungkin karena Yahya Zaini tidak mengenal masyarakat bawah yang diwakilinya di parlemen.Atau mungkin juga karena Yahya Zaini kurang menjalin kedekatan dengan masyarakat bawah yang banyak berharap dengannya.

Yang jelas,ketika aspirasi masyarakat bawah yang telah memilihnya belum di berhasil diperjuangkannya,Yahya Zaini lebih asyik dengan aspirasi “arus bawahnya” sendiri.Dan ketika suara akar rumput belum sepenuhnya terserap wakil-wakil kita di DPR,Yahya Zaini lebih telaten memperhatikan “akar rumput” Maria Eva.Rupanya “arus bawah” Yahya Zaini lebih gampang meledak dan tidak bisa ditahan lagi.Apalagi “arus bawah” Yahya Zaini berhubungan dengan “akar rumput” Maria Eva,yang meski tidak berwarna hijau menyegarkan,tetapi telah berhasil membuat Yahya Zaini berdegup jantungnya.

Perjuangan tentu butuh dokumentasi.Demikian juga perjuangan “arus bawah” Yahya Zaini ini.Dokumentasi mutlak diperlukan,apalagi “arus bawah” yang diperjuangkan Yahya Zaini ini memang lain dari pada yang lain.Maka Dokumentasi pun perlu disebarkan,maklum saja sebagai sebuah pertanggungjawaban terhadap konstutuennya.Dan kalaupun ternyata banyak orang yang marah terhadap perjuangan aspirasi “arus bawah” Yahya Zaini ini,mungkin hanya tinggal sesal yang ada di hatinya.Di pagi hari,ketika saat buang air kecil,mungkin Yahya Zaini akan memandang dengan kesal aspirasi “arus bawah” yang telah membuatnya jadi selebritis dadakan itu.Aspirasi “arus bawah” yang paling banter cuma dinikmati 15 menit telah menghancurkan karier politiknya yang sebenarnya sangat cerah.

Wednesday, December 06, 2006

Lupa.....................

Sifat lupa biasanya dihubungkan dengan usia.Menurunnya daya ingat membuat orang mudah menjadi lupa.Lupa bisa terjadi mulai dari hal-hal sederhana sampai hal – hal yang terkadang bisa merepotkan diri sendiri.Lupa juga bisa berarti sebuah ketidak cermatan,kurangnya perhatian terhadap sesuatu hal sehingga sesuatu hal itu mudah terabaikan dan menjadi sesuatu yang dilupakan.

Lupa berhubungan erat juga dengan sebuah kata lain yaitu janji.Maka menjadi sebuah kebiasaan kalau janji menjadi kawan seiring seperjalanan dengan lupa.Dalam artian orang yang suka berjanji menjadi suka lupa untuk menepati janjinya.Dengan demikian lupa bukan hanya perkara menurunnya daya ingat,lupa juga berkaitan dengan mudahnya mulut mengeluarkan sebuah perkataan tapi susahnya sebuah tindakan untuk mengikuti perkataan tadi.

Ada lupa dalam bentuk lain,yaitu lupa diri.Seandainya diberi sebuah penilaian dengan skala,maka lupa diri ini termasuk sifat lupa yang paling parah.Lupa diri di artikan sebagai keadaan dimana seseorang tidak bisa menempatkan diri pada kedudukan dan proporsi sebenarnya.Akibatnya tindakan seseorang yang lupa diri di luar kontrol.Karena lupa diri orang bisa juga menjadi lupa daratan,sehingga membuat sebuah tindakan membabi buta dan mengesampingkan logika.

Lupa diri bisa terjadi kepada siapa saja.Bisa terjadi pada saya,bisa juga terjadi pada anda.Semuanya berkaitan dengan sifat manusia yang gampang tergoda sehingga menjadi lupa yang bisa menjadikan lupa diri bahkan menjadi lupa daratan.Maka jangan heran kalau seorang tokoh sekaliber Aa Gym pun bisa lupa diri.Lupa kedudukannya sebagai tokoh nasional yang dipuji karena kesejukaanya dan menjadi panutan banyak orang.Lupa kepada istrinya yang telah mendampinginya selama 20 tahun dari mulai saat hidup susah sampai saat materi bukan menjadi masalah seperti sekarang ini.Lupa bahwa poligami meski diperbolehkan dalam ajaran agama berat syaratnya.Lupa bahwa syarat berat tadi berlaku umum,dalam artian setiap manusia akan berat menjalaninya,bukan malah menepiskan sehingga dalam sebuah wawancara Aa Gym berujar dengan memberi kesan bahwa syarat itu berat bagi orang lain tetapi tidak bagi Aa Gym sendiri.

“Mulutmu harimaumu”,demikian sebuah pepatah mengatakan.Yang berarti bahwa apa yang kita ucapkan mesti dilakukan dengan berhati-hati agar ucapan kita jangan sampai mencelakakan diri kita sendiri.Mencermati apa yang selalu diceramahkan Aa Gym selama ini,maka perkawinan kedua yang dilakukan beliau sungguh sangat tidak terbayangkan.Padahal ceramah Aa Gym adalah sebuah oase kesejukan di padang pasir kehidupan yang panas dan gersang.Aa Gym selalu menekankan agar ikhlas menerima kehidupan,gampang bersyukur,bisa mengendalikan diri dan tidak emosional yang ujungnya akan meyakiti pihak lain.Pokoknya pada intinya manusia berada pada titik nol,tidak agresif yang menandakan seseorang tidak bisa mengendalikan nafsu dan juga tidak menjadi minder dan apatis dalam menghadapi kesejukan.

Jarkoni,demikian sebuah idiom Jawa mengatakan.Jarkoni adalah kependekan dari kalimat “iso ujar ora iso nglakoni”,terjemahan bebasnya dalam bahasa Indonesia adalah “mudah mengucapkannya tetapi tidak gampang untuk menjalankannya”.Maaf,setidaknya demikian yang saya lihat dalam diri Aa Gym sekarang ini.Mengucapkan menahan nafsu itu sangat gampang,akan tetapi menjadi susah menjalaninya apabila kita melihat perempuan sangat cantik dan kita tertarik mendekatinya untuk memilikinya meski kita sudah beristri.Berhati-hati dalam tindakan agar tidak menyakiti orang lain adalah hal yang gampang diucapkan,namun menjaga agar istri sendiri tidak mengalami tekanan batin berkepanjangan ternyata susah dilakukan.

Seribu kekecewaan boleh ditumpahkan,yang jelas poligami Aa Gym itu sudah terjadi.Sepanjang minggu kemarin tayangan tv tidak habis-habisnya menayangkan polemik soal poligami Aa Gym.Hidup selalu mengenal sang pemenang dan sang pecundang.Dalam lakon ini sang pemenang adalah Aa Gym dan sang pecundang itu adalah Teh Ninih.Dan sang pemenang sepanjang siaran tv itu banyak menebar senyum.Entah kenapa,siang itu senyum Aa Gym gagal saya lihat sebagai senyum penuh kesejukan.Justru yang terbayang di benak saya adalah senyum penuh keculasan dan kelicikan.Dan Teh Ninih sebagai pihak yang kalah pun tetap tersenyum,meski senyum itu kelihatan getir dan pahit.

Ketika Teh Ninih memohon doa untuk dikuatkan,maka yang terbayang adalah wanita dengan 6 orang anak yang sangat tidak berdaya.Satu hal yang membuat trenyuh adalah ketika Teh Ninih mengatakan bahwa beliau mencoba ikhlas memahami keyakinan sebuah ajaran.Tampaknya Aa Gym berhasil menyuntikkan keyakinan kepada istrinya bahwa poligami itu merupakan ibadah.Rasanya agama hanya mengatur bukan memerintahkan jadi bukan sebuah kewajiban seorang isteri untuk mengijinkan poligami suaminya.

Apapun bentuknya kita tidak boleh lupa.Aa Gym juga manusia seperti kita,senang melihat sesuatu yang indah dan cantik.Jadi rasanya kekecewaan pun menjadi berlebihan toh istrinya sendiri sudah mengijinkan.Meski pun rasa kecewa itu timbul karena mereka punya harapan berlebih pada Aa Gym sebagai simbol pemersatu masyarakat.Sebagai sebuah simbol maka wajarlah kalau masyarakat sangat berharap agar Aa Gym tampil utuh dan sempurna .Sayangnya harapan itu tidak terjadi.Aa Gym telah memilih jalannya sendiri meskipun itu bisa berpotensi merusak reputasinya.Jujur saja saya menjadi kecewa karenanya.